PBNU Ikhbarkan Awal Shafar 1445 H Jatuh pada Jumat 18 Agustus 2023
Rabu, 16 Agustus 2023 | 20:10 WIB
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) melalui Lembaga Falakiyah (LF) mengikhbarkan bahwa awal bulan Shafar 1445 H jatuh pada Jumat, 18 Agustus 2023 M.
"Awal bulan Shafar 1445 H bertepatan dengan Jumat Legi 18 Agustus 2023 M (mulai malam Jumat) atas dasar istikmal," demikian tertulis dalam Pengumuman Nomor : 040/LF–PBNU/VIII/2023 yang dikeluarkan pada Rabu (16/8/2023).
Penggenapan bulan Muharram 1445 H menjadi 30 hari ini disebabkan ketinggian hilal pada tanggal 29 Muharram 1445 masih di bawah ufuk dan masih di bawah kriteria imkanurrukyah. Dengan begitu, hilal tidak dapat teramati, tidak bisa terukyah.
“Berdasarkan minimal lima metode ilmu falak qath’iy maka pada Rabu Wage 29 Muharram 1445 H/16 Agustus 2023 M kedudukan hilal di Indonesia adalah di bawah ufuk (wilayah timur) dan di atas ufuk (wilayah barat). Mematuhi Keputusan Muktamar ke–34 NU tahun 2021 telah dilaporkan penyelenggaraan rukyatul hilal di wilayah barat (lokasi terlampir). Seluruh lokasi tidak melihat hilal,” demikian bunyi surat tersebut.
LF PBNU Mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan partisipasi Nahdliyin dalam rukyatul hilal ini. Pihaknya juga meminta seluruh jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se-Indonesia untuk menyampaikan ikhbar ini.
"Diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Shafar 1445 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama, khususnya jajaran pengurus di wilayah / cabangnya masing–masing," lanjut pengumuman tersebut.
Sebagai informasi, ketinggian hilal di titik markaz Jakarta sebesar 0 derajat 07 menit 53 detik dengan elongasi 4 derajat 28 menit 36 detik dan lama hilal di atas ufuk 1 menit 22 detik. Sementara ijtima (konjungsi) terjadi pada Rabu Wage, 16 Agustus 2023 pukul 16:37:13 WIB. Titik markaz Jakarta ini berlokasi di Gedung PBNU Jl. Kramat Raya Jakarta Pusat (koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT).
Adapun letak Matahari terbenam berada pada 13 derajat 45 menit 03 detik utara titik barat dan letak hilalnya berada pada posisi 17 derajat 57 menit 05 detik utara titik barat. Sementara kedudukan hilal berada di 4 derajat 11 menit 37 detik utara Matahari dan keadaan hilal miring ke utara.
LF PBNU juga menyebut data hilal dengan parameter ketinggian terkecil terjadi di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan. Di ujung timur Indonesia itu, ketinggian hilal berada pada posisi -0 derajat 42 menit dengan elongasi hilal hakiki hilal 4 derajat 30 menit dan lama hilal 0 menit 00 detik.
Sementara itu, parameter terbesar ketinggian hilal terjadi di Kota Lhoknga, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan ketinggian hilal 1 derajat 04 menit, elongasi hakiki 4 derajat 32 menit, dan lama hilal 5 menit 43 detik.
Data di atas menunjukkan bahwa ketinggian hilal di wilayah timur Indonesia masih di bawah ufuk. Sementara di wilayah barat, ketinggian hilal sudah di atas ufuk, tetapi belum memenuhi kriteria imkanur rukyah, yakni ketinggian hilal 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat.
"Berdasarkan data falakiyah awal Shafar 1445 H produk penyerasian sistem hisab Lembaga Falakiyah PBNU, maka pada Rabu Wage 29 Muharram 1445 H / 16 Agustus 2023 kedudukan hilal pada wilayah timur Indonesia di bawah ufuk. Sedangkan untuk wilayah barat Indonesia kedudukan hilal telah di atas ufuk," tulis surat nomor 039/LF–PBNU/VIII/2023 yang ditandatangani Ketua LF PBNU KH Sirril Wafa dan Sekretaris LF PBNU H Asmui Mansur pada Selasa (15/8/2023).