Nasional

PBNU Minta Pemerintah Perhatikan Pesantren dalam Program Vaksinasi

Kamis, 29 Juli 2021 | 13:00 WIB

PBNU Minta Pemerintah Perhatikan Pesantren dalam Program Vaksinasi

Ilustrasi

Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ahmad Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah memperhatikan pesantren dalam program vaksinasi. Ia menuturkan, sudah lebih dari 600 kiai dan nyai sepuh wafat selama masa pandemi Covid-19. 

 

"Kita harapkan sejak awal bahwa (pemerintah) bisa bangun kekebalan komunal di pesantren. Jadi di kalangan kiai, masyayikh, para santri kami harap juga diprioritaskan untuk divaksinasi sehingga bisa melindungi para kiai (dan nyai) sepuh. Melahirkan seorang ulama kan tidak mudah," tutur Helmy dalam sebuah tayangan galawicara di Kompas TV, Rabu (28/07/2021) malam.

 

Secara terbuka, PBNU mengajak pemerintah untuk melakukan kolaborasi dalam penanganan pandemi Covid-19. Misalnya, kata Helmy, soal penyediaan masker dan sosialiasi mengenai penerapan protokol kesehatan hingga ke tingkat desa. 

 

"Kemudian soal pembagian vitamin untuk masyarakat dan memaksimalkan vaksinasi yang masih banyak bolong-bolongnya kalau kita mau jujur. NU siap dengan jaringan yang ada sampai ke tingkat desa untuk menyukseskan ini. Ayo," ajak Helmy.

 

Bahkan ia menyampaikan, jika pemerintah mengizinkan, para tenaga kesehatan di rumah sakit (RS) NU pun akan siap melakukan vaksinasi secara mandiri untuk mempercepat kekebalan komunal. Hal lain yang menjadi problem dan bisa dikerjasamakan pemerintah dengan NU adalah soal pengadaan ventilator. 

 

"Jadi ada banyak yang bisa kita kerjakan. Karena NU sendiri sejak awal kan sudah membagikan jutaan masker, ratusan ribu sembako kepada masyarakat. Satgas NU Peduli Covid-19 sudah melakukan banyak hal bagi kemanusiaan," tegas Helmy.

 

Selanjutnya, kata Helmy, hal yang mesti dipikirkan pemerintah dan mungkin saja bisa dikerjasamakan dengan NU adalah soal mengantisipasi gelombang Covid-19 di luar Jawa dan Bali. Sejak dini berbagai persiapan mesti dilakukan sejak dini agar tidak terjadi berkurangnya keterisian tempat tidur di RS dan Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang penuh. 

 

"Jadi, mari kita antisipasi sejak awal. Ada dua cara untuk menghadapi Covid-19 ini. Pertama, yaitu ikhtiar lahiriah dengan membangun herd immunity melakukan vaksinasi. Kedua adalah ikhtiar batin. Mari kita sebagai masyarakat yang beragama, kita berdoa yang terbaik mudah-mudahan kita keluar dari pandemi ini," tuturnya. 

 

Data Covid-19 hari ini

Pada Kamis (29/07/2021) hari ini, pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden menyampaikan data perkembangan Covid-19 di Indonesia.  

 

Hari ini, Indonesia mengalami penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 43.479 kasus baru dan mengalami penurunan 3.908 kasus aktif. Secara akumulatif, total kasus baru di Indonesia menjadi 3.331.206 dan sebanyak 554.484 kasus aktif saat ini.

 

Sementara orang yang berhasil sembuh pada hari ini sebanyak 45.494 pasien sehingga total terdapat 2.686.170 orang yang telah sembuh dari Covid-19. Sedangkan total kematian akibat Covid-19 pada hari ini sebanyak 90.552 orang. Data ini dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI setelah memeriksa 262.954 spesimen hingga pukul 12.00 WIB.

 

Kemudian total vaksinasi hingga hari ini tercatat 46.289.942 orang telah mendapatkan suntik vaksin dosis pertama. Jumlah tersebut sudah berhasil mencapai target sasaran untuk vaksin dosis pertama yang telah ditetapkan pemerintah yakni sebanyak 40.349.049. 

 

Sedangkan total jumlah orang yang sudah berhasil mendapat suntikan vaksin kedua hingga hari ini sebanyak 19.669.222 orang. Pemerintah sendiri menargetkan sasaran vaksinasi baru sebanyak 208.265.720 orang harus sudah mendapatkan vaksin dengan dosis lengkap pada awal 2022 mendatang.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan