Jakarta, NU Online
Nahdlatul Ulama (NU) menyambut baik rencana penyelenggaraan KTT Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Jakarta 6-7 Maret 2016 mendatang. Solidaritas negara-negara Muslim untuk menguatkan dukungan penyelesaian Konflik Timur Tengah khususnya Palestina, sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kemerdekaan yang sesungguhnya bagi negara Palestina.
Terkait konflik Palestina, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj berpendapat, negeri Al-Quds Assyarif ini sudah sekian lama terjajah, sudah lebih dari cukup bagi negara-negara anggota OKI untuk menguatkan solidaritas memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina.
“Jadi, perspektif pembelaan terhadap Palestina bukan semata-mata karena di negara ini banyak pemeluk Islam, tetapi karena Palestina masih mengalami keterjajahan, apapun akar konfliknya,” katanya.
Ia menegaskan, bagi NU, penegasan sikap ini sudah cukup jelas landasannya. Semangat pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, bahwa penjajahan di atas dunia, apapun motifnya, tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, adalah landasan politik kebangsaan yang harus terus diperjuangkan.
“Sekali lagi PBNU perlu menggarisbawahi bahwa pendekatan sikap ini penting mengingat konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina bukanlah konflik agama. Terlebih menyempitkannya menjadi konflik SARA antara Islam dan Yahudi,” tegasnya.
Dijelaskannya, konflik mereka adalah politik. Sebuah konflik pertarungan kepentingan dimana terdapat kelompok-kelompok yang menghendaki penyingkiran teritorial total dari kelompok lainnya, sebagian menghendaki solusi dua negara, dan sebagian lagi menghendaki solusi dua bangsa dengan satu negara sekuler; yang mencakup wilayah Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur. Inilah akar dari konflik kepentingan yang tak berkesudahan itu.
Konflik Palestina masih berlangsung dan terus memakan korban sepanjang tahun. Namun dalam beberapa tahun terakhir, isu Negara Islam Iraq dan Suriah (ISIS) yang lebih menyita perhatian dunia, justru membuat Palestina nyaris terlupakan.
“Karena itu, fokus KTT OKI di Jakarta pekan mendatang sudah tepat apabila terkonsentrasi pada penyelesaian konflik Palestina,” ujarnya.
Dalam hal ini PBNU mendukung sepenuhnya upaya-upaya bersama untuk merumuskan resolusi konflik yang lebih matang dan konprehensif.
Pada bagian lain, PBNU berharap KTT Luar Biasa OKI juga mendalami berbagai isu krusial lainnya di bidang ekonomi, sosial, budaya, terutama menyangkut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sebagai organisasi yang menjadi wadah kerjasama pemimpin-pemimpin negara Islam dunia, terutama di kawasan Asia–Afrika, OKI sudah sepatutnya menjadi kekuatan politik dan moral yang disegani secara internasional.
“Untuk itulah, PBNU berharap, OKI ke depan, dengan segenap perangkat organisasi dibawahnya, agar lebih aktif dalam merespon isu-isu berbasis kawasan, mengkaji persoalan dan tantangan global, serta bagaimana mengimplementasikan kerjasama yang efektif antar negara-negara anggota,” paparnya. (Red: Mukafi Niam)