Pemimpin Hindu, Ram Madhav Sebut Forum R20 Bakal Ukir Sejarah
Senin, 31 Oktober 2022 | 22:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pemimpin Hindu, Ram Madhav, mengatakan bahwa Forum Religion of Twenty (R20) bakal mengukir sejarah. Ia menyebut forum ini sebagai sarana para pemimpin agama dunia membangun diskusi dan dialog terkait peran agama sebagai solusi persoalan dunia.
“R20 akan menjadi bersejarah jika berhasil membangun sistem nilai yang berpusat pada Tuhan menggantikan sistem nilai yang berpusat pada agama saat ini,” kata Ram Madhav seperti dilansir NU Online dari The Indian Express, Senin (31/10/2022).
Ia menjelaskan, ketertarikan yang tinggi dari Presiden RI Joko Widodo telah mendorong masuknya R20 yang digagas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ke dalam agenda Forum Agama G20 tahun ini. Isu-isu global seperti kesehatan, ekonomi, iklim dan teknologi, disamping isu-isu seperti perang, kebencian, dan disharmoni, telah lama menjadi perhatian para pemimpin politik.
Dalam konteks itu, lanjut dia, inisiatif pemerintah Indonesia untuk membawa tokoh agama dan budaya ke dalam wacana aktif menjadi penting.
Ram Madhav menyampaikan, Nahdlatul Ulama (NU) selaku inisiator penyelenggaraan Forum R20 telah berjibaku untuk membawa nilai-nilai kemanusiaan ke panggung utama percaturan dunia. NU, lanjutnya, menolak radikalisme dan eksklusivisme.
“NU, organisasi Muslim terbesar di Indonesia dengan lebih dari 90 juta anggota, telah mempelopori apa yang dikenal sebagai Islam Kemanusiaan Timur,” ujar Pendiri India Foundation itu.
“NU menolak konsep-konsep seperti kafir dan bersikeras menempatkan cinta tanah air di atas cinta agama,” tambahnya.
Untuk diketahui, Forum R20 akan melibatkan sejumlah tokoh agama dan sekte dunia. Ketua Umum (Ketum) PBNU KH Yahya Cholil Staquf (gus Yahya) menyebut bahwa ia mengundang berbagai pemuka agama, tak terkecuali pemimpin agama yang dianggap problematis.
Gus Yahya menilai, langkah kontroversial yang ia tempuh itu justru dianggap sebagai upaya paling konkret untuk menyelesaikan problem agama yang terjadi. Ia menilai, harus ada komunikasi yang terjalin dengan baik untuk menuntaskan permasalahan yang ada.
“Di sisi lain, dalam perspektif kami, hal ini justru semacam engagement. Melibatkan diri dengan aktor-aktor yang mungkin dianggap sebagai aktor yang problematis ini adalah satu cara yang paling konkret untuk melakukan upaya penyelesaian masalah,” katanya.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin