Kiai Asngari dan Kang Dulkodir
di surau yang lantainya baru dikeramik,
dan corongnya dibikin lirih karena diprotes tetangga,
yang bilang, Tuhan tidak menyukai apa yang berlebihan,
malah ada yang membidahkan.
Kiai Asngari bersila memangku tasbih dan telepon pintar
di depannya duduk Kang Dulkodir yang lalu berkata
Kiai pernah bilang, apa pun yang telah, sedang, dan akan terjadisudah tertulis di papan yang terjaga?
Tentang kapan sebutir telur semut akan menetas
Tentang kapan sebuah gunung akan meletus
Dan tentang apa saja?Ya betul
Juga tentang datangnya zaman kurang waras saat ini?
Ya betul. Ini sungguh sudah tertulis di papan yang terjaga
maka itu tetap terjadi
meski kita telah berikhtiar untuk menjadi selalu waras :
rumusan mengenai tujuan kemerdekaan sudah lama dipancangkan
dasar negara sudah digelar, undang-undang disusun
polisi yang tangkas
jaksa yang berkumis
hakim yang cerdas, sudah diangkat dan digaji oleh rakyat
DPR yang ketua dan anggotanya bisa mengahafal Pancasila
sambil nungging sekali pun
para pemimpin sering kita doakan
semua itu ikhtiar membangun sarana untuk kehidupan waras
tapi ternyata tatanan malah makin tidak waras
karena semua memang sudah tertulis di papan yang terjaga
bukan karena mutu ikhtiar yang rendah, tidak ikhlas
dan tidak istikamah?
mutu ikhtiar yang rendah
tidak istikamah
tidak ikhlas
juga sudah tertulis di papan yang terjagaKiai, saya pusing
saya malah lega dan merasa ringan
tahu mengapa sulit mendatangkan pikiran dan perilaku warastahu dan sadar mengapa Yang Maha Berkehendak
tak sudi mengubah tulisan tentang nasib kita di papan yang terjaga.
Subhanallah