Pendidik di LP Ma’arif Harus Tanamkan Pikiran dan Perilaku NU pada Peserta Didik
Rabu, 11 Januari 2023 | 18:09 WIB
Kunjungan guru dan siswa MTs 31 Ma’arif NU Trimurejo, Lampung Tengah di Gedung PBNU Jl Kramat Raya Jakarta, Rabu (11/1/2023). (Foto: NU ONline/Syifa)
Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif PBNU Gus Mujiburrohman mengatakan bahwa seluruh peserta didik Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU memperoleh pendidikan ala NU. Pendidikan inilah yang membentuk pikiran (fikrah), perilaku (amal), dan gerakan (harakah) sebagaimana diajarkan para pendiri NU.
Sehingga menurutnya, pendidikan Ma’arif harus dimulai dengan pembentukan pikiran dan perilaku NU. Terlebih di era kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan guru Ma’arif memiliki peran penting untuk pembentukan pikiran dan perilaku peserta didik.
“Guru mengajar di sekolah/madrasah sekitar 8 jam, selebihnya bersama keluarga dan masyarakat di rumah,” terangnya saat menerima kunjungan guru dan siswa MTs 31 Ma’arif NU Trimurejo, Lampung Tengah di Gedung PBNU Jl Kramat Raya Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Gus Mujib mengungkapkan fakta di era modern saat ini bahwa ketika pulang dari sekolah, peserta didik bermain bersama dengan keluarga dan teman-temannya dengan selalu ditemani gawai. Hampir dipastikan anak-anak sekarang memiliki smartphone canggih lengkap dengan kuotanya.
Meski bermain bersama teman-temannya, tetapi mereka asik dengan gawai masing-masing. Ada yang main game, buka media sosial, lihat gambar, dan aktivitas dunia maya lainnya. Di sinilah menurutnya pentingnya penguatan pendidikan perilaku baik oleh para pendidik Ma’arif.
Gus Mujib pun berpesan agar para pendidik harus memperkuat Lembaga Pendidikan Ma’arif NU sebagai benteng terdepan untuk mengawal dan membekali peserta memiliki pikiran dan perilaku yang tepat.
“Peserta didik NU harus memperoleh pendidikan yang tepat yang bersumber dari Al-Qur’an Hadits, dan kitab-kitab kuning sehingga pikiran dan perilakunya sesuai dengan ajaran-ajaran para kiai dan ulama-ulama NU,” tegas Gus Mujib.
Sementara Pengurus LP Ma’arif lainnya, Yanto Bashri mengatakan bahwa perkembangan teknologi juga telah melahirkan berbagai fenomena keberagamaan yang seyogianya jadi perhatian seluruh guru dan kepala sekolah/madrah LP Ma’arif NU.
Guru-guru LP Ma’arif NU lanjutnya, harus mengajarkan tradisi dan paham keagamaan sebagaimana diajarkan para pendiri NU yaitu Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.
Editor: Muhammad Faizin