Penganiaya David Disebut Anak Pejabat DJP dan Suka Pamer Kemewahan, Ini Kata Sri Mulyani
Rabu, 22 Februari 2023 | 16:00 WIB
Jeep Rubicon milik pelaku yang digunakan untuk membawa dan memperangkap David pada Senin (20/2/2023) ke wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan kemudian dianiaya hingga terbaring kritis di ICU RS Permata Hijau. (Foto: Twitter)
Jakarta, NU Online
Kasus David, anak seorang pengurus Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jonathan Latumahina viral di media sosial. Ia dianiaya oleh pelaku utama bernama Mario Dandy Satriyo (MDS). MDS melalui akun media sosial Tiktok @mariodandys kerap memamerkan video dirinya menggunakan motor gede (moge) dan mobil jeep rubicon hitam.
Video-video pelaku itu disebarluaskan oleh warganet di media sosial. Kemudian warganet heboh memperbincangkan bahwa pelaku adalah anak dari seorang pejabat eselon II di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI.
Terkait itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani angkat bicara. Ia mengaku mendapat laporan mengenai kejadian penganiayaan yang dilakukan MDS kepada David. Sri Mulyani kemudian menginstruksikan tim Kemenkeu beberapa hal.
Pertama, Kemenkeu mengecam tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan. Selain itu, Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Kemenkeu mendukung penanganan hukum secara konsisten oleh instansi yang berwenang.
Kedua, Sri Mulyani mengecam gaya hidup mewah yang dilakukan oleh keluarga jajaran Kemenkeu yang menimbulkan erosi kepercayaan terhadap integritas Kemenkeu dan menciptakan reputasi negatif kepada seluruh jajaran Kemenkeu yang telah dan terus bekerja secara jujur, bersih, dan profesional.
Ketiga, Kemenkeu terus melakukan langkah konsisten untuk menjaga integritas seluruh jajaran dengan menerapkan tindakan disiplin bagi mereka yang melakukan korupsi dan pelanggaran integritas.
“Irjen (Inspektorat) Kemenkeu melakukan langkah sesuai aturan untuk penyelidikan jajaran yang ditengarai melanggar aturan dan Kemenkeu terus melakukan tindakan disiplin sesuai aturan ASN yang berlaku,” tegas Sri Mulyani melalui unggahan di Instagram @smindrawati dikutip NU Online, Rabu (22/2/2023).
Di twitter, seorang warganet membalas cuitan Ketua PP GP Ansor Sumantri Suwarno. Warganet itu menanyakan dan khawatir kasus penganiayaan David ini akan lolos dari jeratan hukum karena ayah dari pelaku adalah seorang pejabat eselon II di DJP Kemenkeu.
Pertanyaan dan kekhawatiran itu dijawab langsung oleh Sumantri bahwa apabila ada upaya-upaya intervensi untuk meloloskan pelaku dari jeratan hukum, maka pihaknya akan membentuk tembok yang sangat keras.
“Maaf kali ini jika ada upaya intervensi sepertinya (kami) akan membentuk tembok yang sangat keras. Bisa melebar ke mana-mana,” kata Sumantri Suwarno di twitter.
Sumantri juga meyakini proses hukum akan berjalan dengan adil. Bahkan, ia mengaku akan ada jutaan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) yang siap menjaga proses hukum ini dan tidak akan bergeser sedikit pun.
“Pasti adil, jangan khawatir. Jutaan Banser akan menjaga proses ini tidak akan bergeser 1 milimeter pun. Apalagi ayah David (Jonathan Latumahina) sudah meminta penegaksn hukum diteruskan hingga tuntas,” kata Sumantri.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Ade Ary Syam mengatakan, MDS telah ditangkap dan ditahan. Ia juga menjelaskan, aksi dugaan penganiayaan itu terjadi pada Senin (20/2/2023) pukul 21.00 WIB. Saat itu, pelaku mendapat informasi bahwa rekannya yang berinsial A diperlakukan tak baik oleh korban.
"Kemudian setelah MDS bertemu CDO (David), langsung meminta klarifikasi perihal perbuatan tidak baik tersebut dan terjadi perdebatan yang berujung tindakan penganiayaan terhadap saudara CDO (David)," jelas Ade dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (23/2/2023).
David kemudian mengalami luka-luka hingga jatuh tergeletak. Ia langsung dibawa ke RS Medika Permata Hijau untuk mendapat perawatan. Sementara, pelaku langsung diamankan oleh satuan pengamanan kompleks lalu dibawa ke Polsek Pesanggrahan untuk dimintai keterangan.
Kini, David masih koma atau belum sadarkan diri di RS Medika Permata Hijau. Ayah David, Jonathan Latumahina mengaku telah memaafkan pelaku, lantaran keluarga pelaku datang ke rumahnya, pada Selasa malam. Namun, Jonathan tetap akan menempuh jalur hukum melalui LBH Ansor.
“Keluarga pelaku semalam (Selasa) datang minta maaf, saya maafkan. Saya hanya meniru anak saya yang sangat pemaaf. Dan mohon maaf juga, proses hukum sudah bergulir. Kita punya tanggung jawab masing-masing,” kata Jonathan dalam cuitannya di twitter.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad