Pengurus: Pernyataan Netral Pesantren Tebuireng Jadi Pegangan Santri dan Alumni
Rabu, 7 Februari 2024 | 20:15 WIB
Jombang, NU Online
Pondok Pesantren Tebuireng secara resmi menyampaikan pernyataan netral dalam kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden pada pemilu 2024.
Surat pernyataan tersebut ditandatangani langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Machfudz dan berstempel Tebuireng serta berkop resmi Tebuireng pada Rabu (7/2/2024).
Menurut pengurus Pondok Pesantren Tebuireng KH A. Roziqi, pernyataan yang dikeluarkan Pesantren Tebuireng tersebut sebagai pernyataan resmi lembaga. Sehingga bisa jadi pegangan alumni, santri, wali santri dan masyarakat umum yang mencintai Tebuireng.
"Sikap pernyataan pesantren Tebuireng terkait Pilpres 2024 itu asli dari Pesantren Tebuireng. Itu sikap resmi lembaga," jelas Kiai Roziqi kepada NU Online, Rabu (7/2/2024).
Mudir Ma'had Aly Hasyim Asy'ari ini menambahkan bahwa pernyataan tersebut menjadi sikap tegas pesantren agar tidak ada yang menarik Pesantren Tebuireng dalam proses dukung mendukung capres-cawapres.
Dikatakannya, dalam beberapa waktu terakhir ada tim sukses dari calon presiden yang berusaha menarik Pesantren Tebuireng ke dalam kontestasi politik praktis, khususnya pilpres 2024. Tidak hanya satu paslon, tapi paslon lain juga mencoba melakukannya.
"Ini untuk klarifikasi semuanya, dulu juga ada kabar dukungan ke paslon," tegasnya.
Alumnus Al-Azhar Kairo ini menegaskan, jika Pesantren Tebuireng senantiasa menerima dan menghormati tamu dari berbagai golongan dan latar belakang. Hal tersebut sesuai dengan semangat yang diajarkan oleh KH M. Hasyim Asy'ari untuk mengutamakan persatuan dan ukhuwah.
"Sikap Tebuireng ini bertujuan menjaga persatuan dan semangat ukhuwah," katanya.
Sementara itu, Pimpinan Redaksi Tebuireng Online M. Abror Rosyidin menjelaskan bahwa pernyataan resmi Tebuireng tersebut muncul setelah sehari sebelumnya ada aksi deklarasi dukungan ke salah satu paslon di kawasan makam Gus Dur dengan mengatasnamakan Pesantren Tebuireng. "Betul (untuk klarifikasi peristiwa deklarasi di area makam Gus Dur)," jelas Abror.