Jakarta, NU Online
Salah satu fokus Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam membangun Indonesia, ialah dengan membangun infrastruktur hingga ke daerah-daerah terpencil. Hal itu untuk meningkatkan konektivitas dan merangsang peningkatan ekonomi rakyatnya.
Namun, upaya yang dilakukan pemerintah tersebut masih menimbulkan pandangan yang negatif dari sebagian pihak karena dianggap hasilnya belum dirasakan secara maksimal.
"Pandang pihak-pihak bahwa pembangunan infrastruktur belum mencapai seperti yang diinginkan, ya karena tujuannya bukan untuk 1, 2, 3 tahun, tapi untuk jangka panjang, untuk 30 tahun ke depan," kata Ketua Pengurus Pusat Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) Irnanda Laksanawan pada acara Forum Group Discussion (FGD) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (12/7).
Diskusi yang mengusung tema ‘Meningkatkan Kesejahteraan dan Pemerataan melalui Konektivitas Infrasturktur ini menghadirkan sejumlah pembicara, di antaranya ialah dari PT Jasa Marga M Agus Setiawan, Direktur Operadional PT Brantas Abipraya Widyo Praseno, dan PT Nindya Karya Imam Sugiyatno. Acara ini dibuka Ketua PBNU Bidang Ekonomi Umar Syah.
Menurut Irnanda, pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang terus pesat dalam sepuluh tahun terakhir membuat keberadaan konektivitas infrastruktur menjadi niscaya dalam mendukung perputaran logistik sampai daerah-daerah terpencil.
"Sarana dan prasarana seperti jembatan, jalan tol, dan jalan itu penting untuk ekonomi agar perdagangan dapat berjalan dengan lancar, tidak terjadi deadlock dan tidak mengalami kerugian bagi pedagang atau pengusaha," ucapnya.
Untuk itu, P2N, sambungnya, ingin memberikan kontribusi nyata dalam rangka mengapresiasi kinerja pemerintah dengan cara mensinergikan antara pengusaha-pengusaha nahdliyin, baik kecil, menengah atau atas dengan mitra, baik di BUMN maupun swasta.
"Kita sangat mengapresiasi pemerintah dan kita harus bersyukur dengan cara mendorong ini menjadi bagian dari logistik nasionali kita yang terintegrasi. Kita harus memanfaatkan konektivitas infrastruktur karena perdagangan-perdagangan yang tadinya sulit dari mulai di tempat-tempat dia produksi sekarang menjadi mudah karena infrastruktur terus dibangun pemerintah," jelasnya. (Husni Sahal/Fathoni)