Penyuluh Agama Suarakan Pelestarian Lingkungan dengan Seruan Keagamaan
Kamis, 30 Mei 2024 | 15:45 WIB
Penyuluh agama yang tergabung dalam Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) melakukan penanaman mangrove di Wisata Alam Mangrove Angke, Jakarta Utara, Kamis (30/5/2024) siang.
Jakarta, NU Online
Sekretaris Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Elvi Anita Afandi mengajak seluruh pegawai di lingkup Penyuluh Agama Kemeneterian Agama (Kemenag) RI untuk menyuarakan tentang pentingnya pelestarian lingkungan, dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat menggunakan seruan keagamaan.
Hal itu disampaikan Elvi saat perayaan ulang tahun IPARI yang pertama dengan tema Rawat Bumi Tebar Moderasi di Wisata Alam Mangrove Angke, Jakarta Utara, Kamis (30/5/2024) siang.
"Kendatipun IPARI baru berusia setahun, ibarat bayi yang baru berjalan, dengan berjalan secara hati-hati, IPARI ingin berkontribusi lebih kepada bangsa ini, bukan semata berkaitan dengan masalah sosial keagamaan, tetapi juga pembangunan lingkungan sekitar sebagau bagian dari ekosistem hidup," katanya.
Selain itu, Elvi menegaskan bahwa agenda di hutan mangrove ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat dan dilakukan oleh seluruh anggota binaan penyuluh agama se-Indonesia.
"Dalam hal ini, penyuluh agama melakukan langkag nyata kontribusi dalam pelestsrian lingkungan dan menjaga keharmonisan alam dan kehidupan sesama umat manusia," katanya.
Adapun prosesi pada harlah pertama IPARI itu, dimulai dengan pembacaan doa. Selanjutnya, para peserta digiring untuk menanam mangrove di area yang sama, tidak jauh dari tempat pembukaan.
Selama perjalanan ke tempat penanaman, para peserta juga diajak untuk memungut beberapa sampah plastik yang ada di sekitaran jalan arah ke tempat penanaman.
Selepas itu, setiap peserta diberikan satu bibit mangrove untuk ditanamkan secara langsung. Uniknya, setiap mangrove diberikan nama masing-masing pembelinya.
Perlu diketahui, dalam Harlah pertama IPARI itu, juga terdapat serangkaian acara yaitu gerakan menanam sejuta pohon, zero plastic, dan literasi teologi lingkungan.
Terkait gerakan menanam sejutan, Elvi menegaskan bahwa kegiatan itu dilakukan melalui edukasi bimbingan tentang filosofi pentingnya menanam.
"Kemudian dilanjutkan menanam pohon berjumlah satu juta yang dilakukan oleh anggota IPARI seluruh Indoensia dengan target setidaknya di setiap provinsi di Indonesia melaksanakan program tersebut," jelasnya.
Berbeda dengan gerakan menanam, gerakan zero plastic ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik dengan melakukan kampanye tersebut dengan tujuan agar anggota IPARI dan masyarakat dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
"Menggantinya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan, dilanjutkan dengan membuang sampah pada tempatnya," ujar Elvi.
Elvi juga menegaskan bahwa IPARI akan mengadakan kegiatan literasi teologi lingkungan dengan tema Teologi Lingkungan Perspektif Agama-agama di Indonesia.
"Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagaimana agama memandang pelestarian lingkungan secara mendalam," jelasnya.
Serangkaian kegiatan ini dimulai pada 23 Mei 2024 hingga 31 Mei 2024, sesuai situasi kondisi wilayah masing.