Nasional

Perawatan Gigi dengan Ortodonti Baik Dilakukan Sejak Dini

Sabtu, 12 Desember 2015 | 15:00 WIB

Sidoarjo, NU Online
Umumnya, orang berpikir bahwa perawatan gigi dengan ortodonti (kawat gigi) hanyalah untuk remaja atau orang dewasa. Padahal waktu yang paling baik untuk memulai perawatan ortodonti/kawat gigi ketika anak usia 9 tahun. American Association of Orthodontists (AAO) merekomendasikan pada anak-anak usia 7 tahun  sudah memulai kontrol ke dokter gigi ortodontis (dokter gigi spesialis ortodonti/kawat gigi).<>

Dokter gigi Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur, drg Irvanda Mulyaningsih menyatakan, dokter gigi spesialis ortodonti akan mendeteksi kelainan pada susunan gigi dan bentuk rahang sedini mungkin sehingga dapat menentukan waktu yang tepat untuk memulai perawatan kawat gigi, apakah perlu segera ataukah menunggu hingga geligi permanen tumbuh semua.

"Perawatan kawat gigi apabila dimulai pada waktu yang tepat atau sedini mungkin akan mempermudah perawatan dan menghasilkan prognosa yang lebih bagus, dikarenakan di usia yang masih anak-anak masih terdapat pertumbuhan dan perkembangan tulang. Sehingga diharapkan dapat memanipulasi perawatan melalui alat ortho lepasan, alat fungsional dan cekat," kata drg Irvanda, Sabtu (12/12).

Menurut Irvanda, Gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya biasanya akan menyebabkan ruangan yang ditinggalkannya mengalami penyempitan, sehingga benih gigi tetap yang ada di bawahnya akan kesulitan untuk erupsi dan cenderung untuk erupsi di luar lengkung gigi yang seharusnya dan berakhir pada geligi permanen yang berdesakan.

Normalnya gigi sulung tanggal akibat desakan gigi tetap yang ada di bawahnya. Gigi sulung dapat tanggal sebelum waktunya akibat berlubang yang mengharuskannya untuk dicabut, trauma, dan lain sebagainya.

"Untuk mencegah hal tersebut, dokter gigi orthodontis dapat membuatkan alat ortho beruoa space regainer. Space regainer merupakan alat yang digunakan untuk melebarkan kembali ruangan yang telah menyempit sehingga gigi tetap dapat erupsi dengan baik pada tempat seharusnya," jelasnya.

Setelah anak mempunyai gigi, lanjut Irvanda, maka harus dijaga agar gigi ini tetap sehat sampai pada saatnya akan digantikan oleh gigi permanen. Kebersihan mulut pun harus dijaga, harus diajarkan cara-cara menggosok gigi yang benar, tiga kali sehari setiap selesai makan dan menjelang tidur. 

Secara teratur anak dapat diperiksakan ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk melihat keadaan gigi-giginya. Jika terdapat karies harus segera ditambal. Dilakukan tindakan preventif agar gigi-giginya tidak mudah terserang karies, sehingga dapat mencegah kehilangan gigi terlalu awal (premature loss), ataupun mencegah terlambat dicabut sehingga gigi permanen penggantinya telah tumbuh (persistensi).

Jika gigi susu harus dicabut jauh sebelum waktu tanggalnya, harus dibuatkan space maintainer (alat ortho lepasan) untuk menjaga agar ruangan bekas pencabutan  tadi tidak menutup.

"Kebiasaan menghisap ibu jari (thumb sucking), menggigit bibir (lips biting), meletakkan lidah diantara gigi (tongue biting), mendorong lidah pada gigi-gigi depannya (tongue thrusting), cara berbicara yang salah, cara penelanan yang salah, adalah merupakan kebiasaan jelek yang apabila dilakukan dalam waktu cukup lama dan dilakukan pada masa pertumbuhan aktif, akan mengakibatkan timbulnya anomali pada gigi-giginya," ujar dokter yang bertugas di rumah sakit NU ini.

Lebih lanjut Irvanda mengatakan, tindakan menghilangkan kebiasaan jelek sedini mungkin merupakan suatu tindakan preventif terhadap timbulnya maloklusi. Anak yang mempunyai tonsil yang membesar akan mengalami gangguan dalam pernafasannya sehingga anak tersebut akan bernafas melalui mulutnya. Kebiasaan ini juga akan menimbulkan kelainan pada lengkung rahang dan giginya.

Perawatan ortodonti anak lebih bertujuan untuk mencegah terjadinya keparahan di masa dewasa, bisa karena posisi gigi yang salah atau adanya kebiasaan buruk pada anak seperti menghisap jempol, pola penelanan yang salah, pola pengucapan yang salah, dan lain-lain.

"Pada pasien usia 8 atau 9 tahun yang memiliki keluhan gigi bagian depan yang berjejal. Bila tidak segera dirawat susunan gigi yang tidak teratur tersebut akan bertambah parah nantinya. Kondisi ini dapat dihindari dengan perawatan serial ekstraksi, yang merupakan perawatan dengan cara mencabut gigi sulung secara berkala pada saat-saat tertentu sesuai dengan keperluan. Hal itu perlu diperhatikan bagi para orangtua," pungkas Irvanda. (Moh Kholidun/Fathoni)


Terkait