Perkuat Beragama secara Moderat, Naskah Khutbah Jumat Harus Diperkuat
Rabu, 23 Agustus 2023 | 14:30 WIB
Ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Provinsi Lampung H Puji Raharjo saat Pengukuhan Pengurus Badan Kesejahteraan Masjid Provinsi Lampung Periode 2023-2027 di Aula Saibatin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Rabu (23/8/2023). (Foto: NU Online/Mohammad Faizin)
Bandarlampung, NU Online
Masjid memiliki peran penting dalam menjaga pemahaman umat Islam dalam beragama. Pemahaman keagamaan yang diharapkan dari setiap umat Islam adalah cara pandang dan praktik beragama moderat serta sesuai dengan semangat kebangsaan yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa.
Untuk memperkuat hal tersebut, Ketua Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Provinsi Lampung H Puji Raharjo mengingatkan pentingnya penguatan narasi kecintaan dalam keberagamaan dan berkebangsaan. Hal ini bisa dilakukan dengan penguatan teks atau naskah khutbah Jumat yang menjadi ‘asupan’ wajib bagi jamaah shalat Jumat di masjid setiap pekannya.
H Puji yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Lampung mengungkapkan keprihatinannya pada fakta masih ada para khatib Jumat yang kekurangan referensi materi teks khutbah Jumat. Ia melihat masih ada khatib yang menggunakan satu buku Khutbah Jumat untuk dibacakan berkali-kali di majelis Jumat.
Baca Juga
Rukun-Rukun Khutbah dan Penjelasannya
“Masih ada khatib yang kurang materi khutbah Jumat. Hanya satu buku dan dibaca bolak-balik sampai lima tahun. Sudah saatnya diperkuat alternatif bacaan khutbah Jumat,” imbaunya saat Pengukuhan Pengurus Badan Kesejahteraan Masjid Provinsi Lampung Periode 2023-2027 di Aula Saibatin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung di Jl Cut Mutia Teluk Betung Bandarlampung, Rabu (23/8/2023).
Terkait hal ini, BKM sebagai kepanjangan tangan Kementerian Agama berperan untuk ikut menghadirkan konten teks-teks khutbah Jumat yang diproduksi setiap pekan untuk menebarkan suasana sejuk dan kondusif di masyarakat. Khutbah Jumat menurutnya harus dimaksimalkan untuk menebarkan nilai-nilai Islam yang berkemajuan dan rahmatan lil alamin.
Dengan memperkaya materi dan konten khutbah Jumat di tengah-tengah masyarakat khususnya jamaah masjid, ia berharap akan tercipta suasana damai di masjid. Jangan sampai masjid menjadi tempat gerakan yang bersifat politik praktis dan justru menghancurkan tatanan kebangsaan.
"Jangan sampai masjid dijadikan panggung agitasi terlebih untuk kepentingan politik identitas. Yang harus dibawa ke masjid adalah politik kebangsaan untuk menyemai keberagamaan yang sejalan dengan cita-cita kebangsaan," harap Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Lampung ini.
Ia menegaskan bahwa keberagamaan dan kebangsaan adalah satu paket yang tak boleh untuk dibentur-benturkan. Apalagi, lanjutnya, didasari motif politik yang membawa nama agama yang ia harapkan tak terulang lagi seperti yang terjadi pada 2019.
"NKRI adalah kesepakatan yang bersifat final dan tak tergoyahkan. “NKRI harga mati,” tegasnya.