Perlindungan Anak Harus Terintegrasi untuk Wujudkan Kesejahteraan
Kamis, 7 Desember 2023 | 10:00 WIB
Komisioner Komnas Perempuan dan Anggota Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) PBNU Maria Ulfah Anshor. (Foto: istimewa)
Jakarta, NU Online
Komisioner Komnas Perempuan Maria Ulfah Anshor menyampaikan, perlindungan anak melibatkan tiga unsur utama, yaitu pola asuh pengasuhan yang baik, memastikan anak terlindungi dari penelantaran, dan eksploitasi.
"Di dalam perlindungan anak, ada tiga unsur,” terangnya dalam diskusi publik Pojok Kramat “Optimalisasi Peran Masyarakat dalam Pencegahan Perkawinan Anak” di lobi Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Rabu (6/12/2023).
“Pola asuh yang memastikan anak terlindungi dari perlakuan yang salah, penelantaran, dan eksploitasi pada anak,” sambung dia.
Lebih lanjut, Maria menggarisbawahi bahwa kesejahteraan anak dapat terwujud apabila hak-hak anak dipenuhi dan pola asuh pengasuhan dijalankan dengan baik.
Kesejahteraan anak, tambahnya, merupakan hasil integrasi dari pemenuhan hak anak dan pola asuh pengasuhan yang tepat.
“Jika dikumpulkan di antara aspek pemenuhan hak anak dengan aspek pengasuhan anak, akan terwujudlah kesejahteraan anak. Kesejahteraan anak adalah komponen dari dua hal ini,” terangnya.
Sementara dalam sistem perlindungan anak, Maria menyatakan bahwa terdapat lima komponen penting yang perlu tersedia, meliputi kemampuan orang tua, dukungan keluarga, dukungan lingkungan, dukungan pemerintah, dan dukungan negara.
“Kemampuan orang tua menjadi pondasi utama, karena mereka merupakan lingkaran terdekat dengan anak,” terang anggota Lembaga Kemaslahatan Keluarga Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LKK PBNU) itu.
“Selain itu, dukungan keluarga, dukungan lingkungan dan masyarakat, dukungan pemerintah melalui pelayanan komprehensif, serta dukungan negara melalui kebijakan dan perundang-undangan juga diperlukan untuk melindungi anak dengan baik," tambahnya.
Konsep pengasuhan anak ala Imam Al-Ghazali
Maria mengungkapkan, konsep pengasuhan anak menjadi hal krusial dalam membentuk karakter dan potensi anak.
Dalam karyanya Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali menggambarkan pengasuhan sebagai proses komprehensif yang tidak hanya terbatas pada pendekatan religius (taqarrub ilallah) semata, tetapi juga pada pengembangan potensi jasmani dan rohani anak.
"Anak ini dilahirkan dengan potensi-potensinya yang mempunyai kecenderungan fitrah ke arah baik dan fitrah ke arah buruk. Tergantung bagaimana orang tua mengarahkannya, membimbingnya," ujarnya.