Penampilan Ensambel Lesbumi NU mempersembahkan musik orkestra Ya Lal Wathan pada Malam Tasyakuran Anugerah Pahlawan Nasional H Usmar Ismail bertajuk NU dan Jalan Kebudayaan, di lantai 8 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Senin (22/11/2021).
Jakarta, NU Online
Sebanyak 18 personel dari Ensambel Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) mempersembahkan sebuah musik orkestra Ya Lal Wathan. Karya ini dipersembahkan sebagai rasa syukur atas anugerah gelar pahlawan nasional yang diberikan kepada H Usmar Ismail, pendiri sekaligus ketua pertama Lesbumi NU. Karya tersebut berjudul Tribute to Usmar Ismail.
Musik orkestra yang dipandu seorang konduktor ini merupakan perpaduan antara alat musik tradisional dan modern. Diantaranya seruling, gamelan, rebana, terompet, cello, biola, gitar, dan piano. Alunan musik itu dinikmati oleh seluruh hadirin, tak terkecuali Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dalam acara Malam Tasyakuran Anugerah Pahlawan Nasional H Usmar Ismail bertajuk NU dan Jalan Kebudayaan, di lantai 8 Gedung PBNU Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, pada Senin (22/11/2021).
Sebelum masuk ke lagu Mars Syubbanul Wathan atau Ya Lal Wathan, tampak seseorang berdiri dan membawakan sebuah puisi berjudul Caya Merdeka karya Usmar Ismail. Pembacaan puisi ini diiringi suara musik dari seruling yang membuat suasana menjadi syahdu.
Sekali aku terbangun dalam cerkammu,
Dari dalam jurang yang gelap-hitam
Kau renggut aku hingga akar-jiwaku
Kau angkat aku membubung
Menatap wajah Suria Merdeka ....
Buta aku disorot nikmat sinar gemilang,
diseret hanyut gelora asmaramu,
kemudian kau lemparkan daku
ke pantai tiada nyata!
Telah kau remuk aku
bersatu padu dengan sinarmu
tak mungkin aku ‘kan surut lagi
sampai airmu lipur cayamu dalam matiku ...
akan mengembus angin
Dari tepi kuburku ke tiap penjuru,
membawa nikmat Caya Merdeka
Dan Sujudlah aku
di hadirat Tuhanku menuju
putusan akhirku di dunia baka!
Seusai pembacaan puisi, musik orkestra dimainkan dengan merdu. Syair Ya Lal Wathan berbahasa arab karya KH Wahab Chasbullah pun dinyanyikan. Hadirin terlihat ikut menyenandungkannya. Setelah Ya Lal Wathan dinyanyikan, suara musik secara perlahan diturunkan dan temponya diperlambat.
Lalu musik itu mengantarkan dan mengiringi seorang perempuan membacakan QS Al-Hujurat ayat 13 yang menggambarkan persatuan meski manusia diciptakan berbeda-beda. Lantunan ayat suci Al-Qur’an ini dibawakan dengan nada Langgam Jawa, sembari beberapa alat musik seperti cello, biola, dan bass dibunyikan.
Selanjutnya, suara musik orkestra secara perlahan kembali dinaikkan dan Grup Ensambel Lesbumi NU menyanyikan lagi lirik arti dari Ya Lal Wathan. Tepuk tangan meriah hadirin menandai berakhirnya pertunjukan ini.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan