Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama Resmikan Gedung Baru
Sabtu, 25 Januari 2020 | 15:30 WIB
Wasekjen PBNU Imdadaun Rahmat (kedua dari kiri) dan Ketum Fatayat NU Anggia Ermarini (kanan) menyaksikan Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia H M Asrorun Ni’am Sholeh membubuhkan tanda tangan di plakat gedung baru (Foto: NU Online/Ahdori)
Hadir pada kesempatan itu Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia H M Asrorun Ni’am Sholeh, Wakil Sekretaris Pengurus Besar Nahdlatul Ulama H Imdadun Rahmat, Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini dan ratusan pengurus Fatayat Nahdlatul Ulama.
Anggia Ermarini menuturkan, kantor yang dinamai Gedung Pemudi Fatayat tersebut terdiri atas lima lantai, dibagi menjadi beberapa ruangan pimpinan dan ruangan rapat. Pembangunan gedung baru itu sejalan dengan keadaan Fatayat sekarang yang memiliki ratusan pengurus.
Menurutnya, selama ini, pengurus Fatayat merasa kesulitan ketika ada agenda rapat pengurus sebab ruangannya terbatas, sementara jumlah pengurus sangat banyak. Belum lagi jika ada pengurus Fatayat daerah yang berkunjung ke kantor pusat. Dengan hadirnya kantor baru itu, harapnya, PP Fatayat semakin maksimal dalam melaksanakan kerja-kerja organisasi.
“Kita sangat berterima kasih, mudah-mudahan ini motivasi kita untuk lebih banyak berbuat lagi. Dengan pembangunan gedung ini, dengan usaha yang sudah diusahakan Pak Deputi bisa memberikan berkah kepada Fatayat. Dan hari ini pun peresmiannya sederhana, tapi tadi kita sudah khataman Qur’an dan istighotsah,” ungkap Anggi mengawali sambutannya.
Ia menuturkan, Fatayat NU memiliki tugas yang sangat berat karena harus mengurusi pemudi-pemudi NU dari Sabang sampai Merauke. Karenanya, sangat wajar jika membutuhkan kantor atau gedung yang lebih memadai.
“Kita akan terus berproses dan kita juga akan terus menyempurnakan pembangunan (gedung) ini,” tuturnya.
Untuk diketahui, Fatayat NU adalah Badan Otonom NU untuk kalangan perempuan muda. Organisasi ini didirikan pada 7 Rajab 1369 H/24 April 1950. Kata fatayat berasal dari bahasa Arab yang berarti pemudi.
Masa perintisan Fatayat NU dimulai ketika NU menyelenggarakan Muktamar ke-15 di Surabaya pada tahun 1940. Sejumlah pelajar putri MTs NU Surabaya bergabung dalam kepanitiaan acara tersebut bersama para perempuan dari NU Muslimat (NUM).
Keterlibatan para perempuan NU terus berlangsung dalam muktamar-muktamar berikutnya, tetapi sekadar dalam kepanitiaan. Kelompok tersebut menyebut dirinya Putri NUM, Pemudi NUM, dan Fatayat. Kepengurusan NUM pada 1946 sudah memasukkan perempuan-perempuan muda sebagai pengurus. Mereka inilah yang menjadi sumber daya manusia ketika Fatayat NU didirikan.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Abdullah Alawi