Pimpinan Pusat IPNU meluncurkan logo, tema, dan rangkaian kegiatan hari lahir (harlah) ke-66 pada Kamis (26/12) malam di Sekretariat PP IPNU, Gedung PBNU Lantai 5, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) akan memasuki usia ke-66 tahun pada 24 Februari 2020 mendatang. Menyambut hal tersebut, Pimpinan Pusat IPNU meluncurkan logo, tema, dan rangkaian kegiatan hari lahir (harlah) ke-66 pada Kamis (26/12) malam di Sekretariat PP IPNU, Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Lantai 5, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta.
Ketua Umum PP IPNU Aswandi Jailani dalam sambutannya meminta kepada seluruh pimpinan di semua tingkatan agar menggunakan logo dan tema harlah yang sama dengan apa yang sudah ditetapkan oleh pimpinan pusat.
Dalam harlah kali ini, PP IPNU mengangkat tema ‘Harmoni Pelajar Indonesia, Satu Dalam Karya.’ Tema ini diangkat sebagai bentuk dukungan persatuan bangsa yang beberapa tahun ini mengalami pengkotak-kotakan sehingga terdapat batas atau sekat yang menghalangi kebersamaan.
Harapannya, tema ini dapat membangkitkan sinergitas para pelajar untuk menuju visi Indonesia Maju. “Agar pelajar Indonesia bisa bersatu bekerja sama dengan berbagai sektor dengan sedemikian rupa,” kata Akbaruddin, Ketua Pelaksana Harlah Ke-66 IPNU.
Ia menyebut, pelajar hari ini dituntut untuk membuat suatu terobosan atau inovasi baru agar dapat berdaya saing dengan kemajuan zaman dan teknologi. Sehingga Indonesia yang akan mendapatkan bonus demografi tidak saja menjadi konsumen belaka, tetapi juga hadir menjadi produsen.
“Di era milenial ini, generasi muda jangan sampai hanya sekadar menjadi orang konsumtif atau sekedar menjadi seorang penikmat, akan tetapi pelajar hari ini harus menjadi pelajar-pelajar yang produktif yang bisa menciptakan sebuah solusi untuk menjawab tantangan,” terang Akbar.
Adapun harlah akan diisi dengan tiga lomba, yakni lomba desain komik, film pendek, dan cover lagu religi. Puncaknya akan digelar apel 10 ribu pasukan Corp Brigade Pembangunan (CBP) pada Ahad (23/12) serta shalawat bersama Habib Syekh dan Habib Luthfi bin Yahya pada malam harinya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Muchlishon