Praktisi Desain Visual Ungkap Keunikan Logo Hari Santri 2022
Kamis, 20 Oktober 2022 | 13:45 WIB
Jakarta, NU Online
Praktisi desain visual, Zamzami Almakki mengungkapkan, logo Hari Santri 2022 secara dasar penciptaan untuk suatu perayaan sudah termasuk bagus dan menarik. Hanya saja, menurut dia, fokus poin suatu perayaan sebenarnya perangkat utama bukanlah pada logo, melainkan bagaimana mengartikulasikan temanya melalui perangkat visual lain, seperti foto, ilustrasi, theme song, dan lainnya.
“Logonya bagus banget. Mulai ada kebiasaan baru dan mulai mengartikulasikan tema. Saya kasih bintang lima. Itu terobosan yang menarik,” ungkap Zamzami kepada NU Online, Kamis (19/10) di Jakarta.
Dosen Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Multimedia Nusantara (UMN) ini menilai, logo peringatan Hari Santri tahun ini bentuknya bukan lagi memakai ikon-ikon sosok santri dan sudah mulai mencari bentuk dengan konsep abstrak.
“Logonya sudah memperhatikan bahwa santri itu bukan yang dipajang orang yang mengenakan peci dan jilbab, tapi lebih ke arah value (nilai). Value itu yang seringkali diwujudkan dalam identitas,” papar alumnus Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta ini.
Ia mencermati, berdasarkan filosofi yang dirilis secara resmi oleh Kementerian Agama, logo Hari Santri 2022 cenderung lebih memperhatikan nilai-nilai yang diwujudkan dalam suatu identitas. Nilai tersebut tentu berkaitan dengan temanya yang berelasi dengan santri.
“Kekekurangan pasti ada, baik dari segi bentuk, maupun produksi identitas atau logonya. Karena, terasa sekali logonya dijabarkan filosofinya setelah ada bentuknya. Artinya konsep yang harusnya mendukung perancangan logo itu dipindahkan menjadi filosofi logo,” cermatnya.
Secara ideal akademik, lanjut Zamzami, cara membuat logo diawali melalui brainstorming, breakdown tema, peta pemikiran, kemudian baru dicari tanda-tanda yang relevan. “Harusnya kan kita berpikir dahulu, kemudian kita wujudkan dalam simbol, lalu simbol tersebut diolah sedemikian rupa, baru kita jabarkan,” jelas dia.
Menurutnya, dalam logo apapun terkandung informasi identitas. Artinya logo dapat mengidentifikasi seseorang, merek, bangunan, organisasi, dan lain sebagainya. Tentu saja, informasi yang disampaikan dari logo membutuhkan waktu, brand guideline, dan Graphic Standard Manual (GSM).
“Brand guideline itu berfungsi sebagai pedoman visual agar sesuai standar. Dalam istilah pesantren, brand guideline itu semacam syarakh dari suatu matan,” terang pria pencipta desain logo Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama tahun 2015.
Zamzami memaparkan, secara teori, identitas brand (brand identity) dapat dipecah dalam beberapa bagian, di antaranya yaitu verbal identity dan visual identity yang dibentuknya berupa nama, tagline, lagu, visualisasi, dan lainnya. Dalam hal ini, kita tidak bisa berharap banyak dari logo, karena tugas logo hanya dua; pertama diidentifikasi dengan mudah; dan kedua dibedakan dan dikenali.
“Kemenag tahun ini keren. Tema-tema yang diangkat oleh penyelenggara Hari Santri sudah bagus sekali, namun perangkat utamanya bukanlah logo. Selain logo, yang keren dari peringatan Hari Santri itu lahirnya theme song yang dianimasikan. Wah itu keren banget. Ini harus terus dilanjutkan!” kesan Zamzami.
Kemenag RI telah menetapkan logo dan tema Hari Santri 2022 pada momen peluncuran yang digelar di UIN KH Abdurrahman Wahid, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (27/9/2022) lalu. Tema yang diusung Kemenag tahun ini bertajuk “Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan”.
Kontributor: M. Zidni Nafi
Editor: Fathoni Ahmad