Jakarta, NU Online
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan membuka secara resmi forum ASEAN Intercultural dan Interreligious Dialogue Conference atau ASEAN IIDC 2023. Acara tersebut digelar di Hotel Ritz Carlton, Jakarta pada Senin (7/8/2023).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan Presiden Jokowi akan membuka langsung dan memberi sambutan di samping Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.
“Insyaallah akan dihadiri dan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers ASEAN IIDC, Rabu (2/8/20232) lalu.
Ketua Panitia ASEAN IIDC, Ahmad Suaedy mengungkapkan, forum yang mengusung tema ASEAN Shared Civilizational Values: Building an Epicentrum of Harmony to Foster Peace, Security, and Prosperity itu akan dihadiri oleh 200 orang meliputi pembicara dari partisipan dari dalam dan luar negeri. Adapun para undangan tersebut berasal dari 11 negara ASEAN, Timor Leste, dan ASEAN Plus.
Forum yang merupakan bagian dari penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tersebut memiliki sejumlah agenda pembahasan yang akan dibawakan oleh 15 pembicara dari luar negeri dan 11 pembicara dalam negeri.
“Ada 15 speakers dari luar negeri dan ada 27 delegasi dari luar negeri. Kemudian, ada 11 pembicara dari dalam negeri,” terang Dekan Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Jakarta itu.
Topik bahasan dalam konferensi pemimpin-pemimpin agama dan penghayat kepercayaan tersebut akan dibedah ke dalam tiga diskusi panel.
Diskusi pertama akan mengangkat topik Menemukan dan menghidupkan kembali, prinsip persatuan dalam keragaman di ASEAN dan di seluruh Kawasan Indo-Pasifik dengan sub topik meliputi Bhineka Tunggal Ika and Pancasila, Historical processes that contributed to the collapse of the region’s ancient civilizational unity, dan ASEAN’s role in re-enlivening unity within diversity in Southeast Asia.
Pada sesi kedua, diskusi panel akan membahas topik terkait membangun konsensus masyarakat tentang nilai-nilai moral dan spiritual bersama melalui pendidikan agama, budaya, dan karakter, untuk mendorong keharmonisan sosial, perdamaian, kemakmuran, dan kemajuan lingkungan di kawasan ASEAN.
Pada sesi terakhir, diskusi panel akan membahas terkait Gerakan untuk Nilai-Nilai Peradaban Bersama: Melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang dibangun di atas etika universal dan nilai-nilai kemanusiaan.