Nasional

Presiden Jokowi: NU Penjaga Islam Moderat

Rabu, 9 Mei 2018 | 13:26 WIB

Pekanbaru, NU Online
Presiden Joko Widodo menghadiri peringatan harlah ke-92 NU di Riau di halaman Masjid Agung An-Nur, Pekanbaru, Riau, pada Rabu (9/5). Pada kesempatan itu, ia menyampaikan apresiasi terhadap kiprah NU yang telah selama 92 tahun menjadi penjaga Islam moderat (wasathiyah). 

Apresiasi tersebut, katanya, dilakukan pemerintah dengan menerbitkan Keppres pada tahun 2015 mengenai hari santri yang berdasar pada Rasolusi Jihad yang dikeluarkan NU.

"Selama 92 tahun NU telah menjadi penjaga Islam jalan tengah," ucapnya.

Sebelumnya, Jokowi mengawali pidatonya dengan menyebut Provinsi Riau dan tanah Melayu merupakan daerah yang ramah tamah budayanya. Sementara secara keseluruhan, menurutnya, Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya, bahasa, dan sukunya. 

Ia pernah mengunjungi Sumatera Utara. Beda kota, sudah beda bahasanya.

"Betapa perbedaan itu sangat mencolok sekali," ujarnya.

Oleh karena itu, ia berpesan agar terus menjaga persaudaraan. Terlebih tahun 2018 dan 2019 merupakan tahun politik. Jangan sampai gegara perbedaan pilihan bupati, wali kota, gubernur, dan presiden, lanjutnya, masyarakat terpecah belah.

"Saya titip tahun ini 171 pilihan wali kota. Marilah kita jaga persaudaraan kita," pintanya.

Perpecahan itu, katanya, juga bisa muncul dari penerimaan informasi yang salah, hoaks, dan fitnah. Hal ini kerap kali melupakan persaudaraan sesama Muslim dan bangsa Indonesia.

"Kita lupa menjaga ukhuwah Islamiyah kita. Kita lupa menjaga ukhuwah wathaniyah kita," katanya.

Presiden asal Surakarta ini menutup pidatonya dengan sebuah pantun, "Anak raja pergi berburu, memanah rusa kena di kaki, penghargaan saya kepada NU, yang tiada henti menjaga NKRI," tutupnya.

Hadir pada kegiatan tersebut Mustasyar PBNU KH Anwar Manshur, Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin, Wakil Ketua Umum PBNU H Ma'shum Mahfudz, Ketua PBNU H Marsudi Syuhud, KH Abdul Mannan Abdul Ghani, H Robikin Emhas, H Juri Ardiantoro, H Syahrizal Syarif, Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faishal Zaini, Wakil Sekretaris Jenderal H Andi Najmi Fuadi, Ulil Abshar Hadrawi, dan Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin. (Syakir NF/Abdullah Alawi)


Terkait