Prof Yudian Wahyudi Tekankan Masyarakat Kembali pada Al-Qur'an, Pancasila, dan Iptek
Rabu, 8 Maret 2023 | 21:00 WIB
Yudian Wahyudi pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) dan Konferensi Pendidikan Tinggi NU di Santika Dyandra Convention Center, Medan, Sumatra Utara, Rabu (8/3/2023). (Foto: NU Online/Syakir)
Medan, NU Online
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi menyampaikan tidak cukup hanya kembali kepada Al-Qur'an dan hadits, tetapi perlu ditambah dengan Pancasila dan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Demikian disampaikan Yudian pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) dan Konferensi Pendidikan Tinggi NU di Santika Dyandra Convention Center, Medan, Sumatra Utara, Rabu (8/3/2023).
Yudian menjelaskan bahwa slogan Islam harus kembali pada Al-Qur'an dan urf (kebiasaan). Urf, menurutnya, adalah sunnatullah yang terbagi menjadi dua hal, yaitu sunnatullah alamiyah dengan bentuknya Iptek dan sunnatullah insaniyah dalam bentuk falsafah negara, yaitu Pancasila.
Oleh karena itu, akademisi yang menamatkan studi doktornya di Universitas Harvard Amerika Serikat itu menegaskan bahwa NU perlu mengembangkan diri pada pendidikan sainsnya, tentu tanpa menafikan wilayah keagamaannya.
Sebab, menurutnya, kejatuhan Islam di antaranya disebabkan tidak ada lagi pendidikan dan pengembangan di wilayah eksakta di madrasah-madrasah yang ada. Tak pelak, Andalusia jatuh karena kekalahan dalam industri militernya.
"Jadi, NU ini masih merupakan yang masih mewarisi kurikulum madrasah yang membuang experimental scientists," kata guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu.
Bagi Yudian, pengembangan pendidikan sains merupakan bagian dari mewarisi para Nabi. Pasalnya, ia mencontohkan bahwa Nabi Nuh bukan saja sosok yang memiliki kedalaman pengetahuan agama, tetapi juga teknologi perkapalannya. Nabi Daud juga bukan sekadar nabi yang memiliki kedekatan dengan Allah swt, tetapi juga mempunyai strategi militer yang sangat baik.
Oleh karena itu, ia menegaskan perlunya perencanaan yang fundamental mulai dari pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi dalam membangun perkembangan pendidikan eksakta.
Hal demikian tidak lain dalam rangka melahirkan kiai dan nyai yang juga profesor perkapalan, jenderal, dokter, arsitek, insinyur, dan semacamnya.
Mengutip sebuah ayat Al-Qur'an, walal akhiratu khairun laka minal ula, Yudian menegaskan bahwa 'akhirat' dalam ayat tersebut adalah masa depan.
Secara konkretnya, ia menawarkan kepada pimpinan-pimpinan PTNU untuk membangun Pusat Studi Ekonomi Pancasila yang bisa dikerjasamakan dengan BPIP.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad