Bojonegoro, NU Online
Pimpinan Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur (Jatim) menggembleng kader di daerah pantura. Kegiatan yang diadakan selama empat hari mulai tanggal 1 sampai 4 Juli 2013, di MTs Falakhiyah Desa Jampet Kecamatan Ngasem Kabupaten Bojonegoro.
<>
Latihan Pelatih (Latpel) PW IPNU Jatim yang diikuti sekitar 30 peserta dari beberapa Pimpinan Cabang (PC) IPNU Pantura, yakni Bojonegoro, Lamongan, Gresik dan juga Tuban. Selama empat hari para peserta dikarantina dan dididik sebagai pelatih.
Ketua PW IPNU Jatim Imam Fadhli mengatakan, kegiatan ini merupakan program dari PW IPNU Jatim bidang departemen pendidikan dan pengembangan kader (DPPK), yang dilaksanakan di setiap koordintor daerah (Korda).
"Dengan harapan kader yang ikut pelatihan bisa menjadi ujung tombak pengkaderan di daerah-daerah, hingga ke tingkatan ranting (Desa)," tutur Imam.
Dijelaskannya, fakta di lapangan, kader pelajar Nahdlatul Ulama (NU) banyak kekurangan, termasuk kurangnya pendidikan dan pelatihan. Akibatnya berdampak pada kesenjangan organisasi, serta minimnya respon berbagai kebijakan publik yang berdampak pada pelajar, santri dan mahasiswa.
Diharapkan, setelah Latpel ini, peserta mampu menganalisa kekurangan, kelebihan dan kebutuhan IPNU di cabang-cabang hingga ranting. "Tidak lupa mengembangkan kader, dengan merancang pelatihan yang relevan," terangnya.
Fadhli sapaan akrabnya menambahkan, kegiatan latpel ini dilaksanakan di seluruh Korda yang membutuhkan waktu sekitar 25 bulan. Terhitung September 2012 hingga Nopember 2014. Selain itu, kegiatan Latpel ini juga menyiapkan pelatih dalam pelaksanaan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB).
"PW IPNU Jatim juga sudah menertibkan buku panduan bagi pengurus pimpinan cabang hingga komisariat, untuk bekal memberi materi saat MOPDB. Karena basis IPNU adalah para pelajar," pungkasnya.
Sementara itu, ketua Korda Pantura Moh Muhtadin mengaku, kegiatan ini dirasa sangat penting bagi pengkaderan di Pantura. "Sebaiknya setiap tahun atau setiap periode kepengurusan, mengagendakan Latpel," tuturnya.
Hal senada dikatakan salah seorang peserta Latel, Anang Sefriandi, kalau setelah dirinya mengikuti latihan kader utama (Lakut), dengan adanya Latpel ini bisa memahami seutuhnya proses dan cara melaksanakan pelatihan.
Selain pemateri yang sudah kompeten dan cara penyampaiannya yang mudah dimengerti. Membuatnya nyaman mengikuti pelatihan. "Nanti setelah ini, ilmu yang saya dapatkan akan diterapkan dicabang hingga ke rangting," pungkasnya.
Redaktur : Syaifullah Amin
Kontributor : Muhammad Yazid