Rais 'Aam dan Mustasyar PBNU Ziarah ke Masyayikh NU di Jombang
Kamis, 20 Januari 2022 | 11:30 WIB
Kunjungan rombongan Rais Aam dan Mustasyar PBNU ke Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Rabu (19/1/2022). (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)
Jombang, NU Online
Sebagai rangkaian pasca-Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama, sejumlah tokoh melakukan ziarah ke masyayikh Nahdlatul Ulama (NU) dan silaturahim kepada pengasuh serta pengurus Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Rabu (19/1/21).
Ikut serta dalam rombongan tersebut Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Mifachul Akhyar dan Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri.
KH Miftachul Akhyar diberikan amanah untuk menjadi Rais 'Aam PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU 2022-2027 dalam muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama di Lampung. Dari kalangan muda diwakili oleh Gus Ulil Abshar Abdalla, KH Ahmad Said Asrori (Katib Aam), KH Sampton Masduki, KH Fahrur Rozi dan Alissa Wahid. Kunjungan ini atas nama forum Majma' al-Buhuts an-Nahdliyah.
Rombongan disambut oleh Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz kemudian bersama-sama menuju ndalem kasepuhan. Di sana rombongan melakukan doa bersama di area makam KH M Hasyim Asy'ari, Kiai Wachid Hasyim, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan KH Salahuddin Wahid.
Sebagai pemimpin tahlil dalam kesempatan ini adalah KH Miftachul Akhyar dan KH Ahmad Mustofa Bisri yang memimpin pembacaan doa. Tabur bunga di atas pusara para masyaikh Tebuireng menjadi kegiatan terakhir usai pembacaan doa.
Setelah kegiatan di Tebuireng, rombongan bergerak menuju Pondok Pesantren Bahrul Ulum dan makam KH Abdul Wahab Hasbullah serta makam KH Bisri Syansuri di Pesantren Mamba'ul Ma'arif di Denanyar.
Acara berlangsung penuh kekeluargaan dan hangat. Hal itu tampak dari suasana percakapan yang disertai guyonan antarsesama tokoh yang hadir di ndalem kesepuhan Pengasuh Pesantren Tebuireng.
Jangan mudah mengatasnamakan NU
Dalam kegiatan ini KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus berpesan bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) ketika menyelenggarakan kegiatan supaya tidak terlalu gampang mengatasnamakan kegiatan tersebut sebagai kegiatan NU padahal nyatanya tidak melibatkan NU secara struktural dan tertib administrasi.
"Kita jangan terlalu gampang mengatasnamakan NU dalam setiap kegiatan tanpa melibatkan NU, minimal Pengurus Anak Cabang (PAC) dan Pengurus Cabang (PC)," pintanya kepada seluruh hadirin.
Sementara itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz menambahkan kegiatan silaturrahim dan ziarah ini merupakan agenda rutin dari Majmaal Buhuts An-Nahdliyah setiap menjelang dan selesai muktamar NU.
"Kegiatan rutinan saja, bentuk takdzim ke pendiri dan penggerak Nahdlatul Ulama yang ada di Jombang," tandasnya.
Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Kendi Setiawan