Rangkaian Jambore Orang Muda, Lakpesdam-Fatayat NU Gelar Pelatihan Kepemimpinan di 5 Wilayah
Jumat, 3 Oktober 2025 | 05:00 WIB
Peserta pelatihan kepemimpinan sedang bermain peran terkait kondisi ideal perkawinan anak menurut kaum muda Indramayu. (Foto: dok. Lakpesdam)
Jakarta, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU dan Fatayat NU melalui Program INKLUSI berkolaborasi dengan Jaringan Gusdurian menggelar Pelatihan Kepemimpinan Orang Muda yang berlangsung serentak di lima daerah dampingan pada 23 September-1 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Jambore Orang Muda, yang bertujuan memperkuat kapasitas generasi muda dalam mendorong perubahan sosial yang inklusif dan berkelanjutan.
Pelatihan dilaksanakan secara luring dengan pendekatan partisipatif di lima daerah, dengan rincian sebagai berikut:
1. Kabupaten Tojo Una-Una pada 23-24 September 2025, bersama fasilitator Suaib Prawono (Korwil Jaringan Gusdurian Sulampapua) dan Maryam (Sub-mitra Tojo Una-Una).
2. Kabupaten Lombok Utara pada 24-25 September 2025 bersama fasilitator Solikhin (Seknas Jaringan Gusdurian) dan Jamhur (Sub-mitra Lombok Utara).
3. Kabupaten Indramayu pada 28-29 September 2025 bersama fasilitator Marleni (Korwil Jaringan Gusdurian Jawa Barat) dan Anton Nuryantono (Sub-mitra Indramayu).
4. Kabupaten Sorong pada 29-30 September 2025 bersama fasilitator Suaib Prawono (Korwil Jaringan Gusdurian Sulampapua) dan Marfu’ah (Sub-mitra Sorong), serta dihadiri oleh Jay Akhmad, penulis modul sekaligus Koordinator Sekretariat Jaringan Gusdurian.
5. Kabupaten Lembata pada 30 September-1 Oktober 2025 bersama fasilitator Laila Fajrin Rauf (Seknas Jaringan Gusdurian) dan Indri (Sub-mitra Lembata).
Baca Juga
Konsep Kepemimpinan Nabi Muhammad
Pelatihan ini digagas sebagai respons atas tantangan zaman yang penuh dengan perubahan cepat, disrupsi teknologi, hingga isu-isu global seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan pencegahan perkawinan anak.
Orang muda dipandang memiliki energi, kreativitas, dan idealisme untuk menjadi motor penggerak perubahan, meski masih menghadapi hambatan struktural maupun kultural.
“Investasi dalam kepemimpinan orang muda bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Kami ingin mendorong lahirnya pemimpin muda yang kolaboratif, adaptif, dan berorientasi pada solusi,” ujar Solikhin, fasilitator dari Seknas Jaringan Gusdurian, dalam pelatihan di Lombok Utara.
Pelatihan berlangsung selama dua hari di setiap daerah, menghadirkan berbagai sesi mulai dari pembukaan dan membangun tekad bergerak, perspektif leadership, scenario thinking, hingga prototipe gerakan dan rencana aksi.
Peserta berasal dari lintas organisasi kepemudaan yakni Forum Anak, IPNU, IPPNU, Karang Taruna, Pemuda Gereja, Remaja Masjid, hingga organisasi mahasiswa.
“Kami tidak hanya belajar teori kepemimpinan, tetapi juga langsung menyusun prototipe gerakan untuk isu di daerah kami. Saya jadi lebih percaya diri bahwa suara anak muda bisa membawa perubahan,” ungkap Rani, salah satu peserta pelatihan di Kabupaten Indramayu.
Kegiatan ini dikemas secara interaktif, termasuk penggunaan metode Social Presencing Theater yang mendorong refleksi kolektif dan simulasi kepemimpinan dalam menghadapi isu-isu nyata. Sebab, orang muda punya energi luar biasa, mereka hanya butuh ruang untuk mengorganisir diri dan dukungan agar suara mereka didengar. Pelatihan ini menjadi wadah penting untuk itu.
Ulfa Hanna, PIC Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Orang Muda di 5 wilayah Program INKLUSI Lakpesdam PBNU, menegaskan bahwa pelatihan ini juga memastikan aspek aksesibilitas bagi peserta disabilitas dengan menyediakan akomodasi layak dan dukungan fasilitator lokal.
"Dengan sekitar 20 peserta di tiap daerah, kami berharap kegiatan ini menjadi ruang belajar bersama sekaligus titik awal lahirnya gerakan pemuda yang inovatif dan transformatif,” ujarnya.
Sebagai kelanjutan, prototipe gerakan yang dihasilkan akan dipresentasikan pada Jambore Orang Muda di Depok sebagai puncak agenda pada 26-28 Oktober 2025 mendatang.