Ratu Ageng, Buyut dan Ulama Perempuan Pengasuh Diponegoro
Ahad, 10 September 2017 | 07:00 WIB
Meski jarang terungkap, ulama perempuan memiliki peranan yang cukup signifikan dan tidak bisa diremehkan peranannya dalam sejarah perkembangan Islam di Nusantara. Salah satu ulama perempuan yang cukup menonjol adalah Ratu Ageng. Seorang ulama perempuan yang juga buyut dari Pangeran Diponegoro.
Demikian disampaikan Zainul Milal Bizawie saat membuka diskusi Peran dan Pengaruh Ulama Perempuan Nusantara di Islam Nusantara Center Tangerang Selatan, Sabtu (9/9).
“Beliau lah yang mendidik Diponegoro sejak kecil hingga dewasa sehingga kepergiannya sangat membuat Diponegoro (merasa) kehilangan,” kata pria yang akrab disapa Gus Milal ini.
Gus Milal menceritakan, Ratu Ageng ahli dalam membaca kitab-kitab klasik seperti Kitab Taqrib. Ia juga yang mengajari Pangeran Diponegoro ilmu-ilmu keislaman.
“Ratu Ageng juga menganut tarekat syattariyah,” jelasnya.
Selain itu, imbuh Gus Milal, Ratu Ageng juga merupakan salah satu prajurit perempuan yang terlatih. Saat terjadi Perang Pecinan dibentuklah tentara pasukan srikandi dan Radeng Ageng termasuk salah satu yang masuk tentara tersebut.
“Dilatih oleh seorang kapiten dari China,” ucapnya.
Oleh karena itu, Gus Milal menilai, Ratu Ageng memiliki kemampuan fisik yang tangguh dan juga wawasan yang luas. Maka tidak heran jika Ratu Ageng memiliki peran penting dalam mendampingi suaminya untuk mendirikan Kerajaan Ngayogyakarta. (Muchlishon Rochmat/Mahbib)