Jakarta, NU Online
Remaja-remaja teladan Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM) wilayah Manado Malalayang berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada Kamis (18/7).
Mereka diterima langsung oleh Sekretaris Jenderal PBNU H Helmi Faishal Zaini. Pada kesempatan tersebut, Bendahara Komisi Pelayanan Remaja Wilayah Manado Malalayang Pnt Bonie Politon menyampaikan kebanggaannya terhadap keluarga besar NU yang senantiasa menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Jadi kebanggaan kami dan suatu apresiasi tinggi untuk PBNU baik Banser, IPNU, Ansor, jadi tembok terdepan menjaga kebinekaan,” katanya.
Hal tersebut, katanya, dibuktikan dengan sikap tolong-menolong para anggota Banser saat perayaan natal di Manado. “Di Manado kalau perayaan natal selalu membantu. Kami sangat bangga apa yang dilakukan,” ujarnya.
Mengingat hal tersebut, ia sangat berharap bahwa NU akan terus dan tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga kebinekaan, persatuan, dan kesatuan NKRI.
Sementara itu, Helmi Faishal Zaini saat pertemuan tersebut mengungkapkan bahwa para remaja teladan itu sudah tepat diajak berkunjung ke PBNU. Pasalnya, NU sejak dulu menganggap semua elemen dalam bingkai negara merupakan saudara.
“Karena NU sejak awal berdirinya tahun 1926, para ulama NU meletakkan konsep bangsa dan negara bahwa sebagai satu bangsa satu negara, semua bersaudara,” jelasnya.
Karenanya, Helmi menyampaikan bahwa NU dalam menyampaikan dakwahnya selalu mengeratkan persaudaraan. Islam, katanya, merupakan agama yang merangkul, bukan memukul, agama yang mengajak, bukan mengejek. “Kita membangun persaudaraan kita menjadi bagian dari satu keluarga,” ujarnya.
Adanya perbedaan budaya, perbedaan agama, perbedaan bahasa, hingga beragamnya asal-usul dan etnisitas merupakan kekayaan bangsa. “Seluruhnya menjadi kekayaan menjadi khazanah satu dan yang lain,” katanya.
Keragaman yang begitu kompleks itu, katanya, mestinya menjadi kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia. Di samping menjadi negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17 ribu pulau tersebar di wilayahnya. “Kita harus bangga menjadi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Di samping itu, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal 2009-2014 itu juga mengatakan bahwa dakwah NU selalu membangun perdamaian sehingga peradaban kita dapat terjaga dengan baik. Dengan begitu, katanya, bangsa Indonesia ke depan bisa terus menjadi bangsa yang terbesar.
Oleh karena itu, ia berpesan kepada para remaja teladan tersebut agar tidak mudah terprovokasi dengan apa yang mengemuka saat ini. “Mari terus perkokoh persatuan dan kesatuan kita. Jangan mudah terprovokasi,” katanya mengingatkan.
Selain itu, ia juga mengingatkan mereka harus aktif menyampaikan perdamaian di media sosial sebagai bentuk kontranarasi. “Mari berperan aktif di media sosial. Kita harus melakukan kontranarasi,” ajaknya.
Selepas berjumpa dengan Sekjen PBNU, para remaja itu juga berdiskusi dengan Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PP IPNU) di gedung PBNU lantai 4. (Syakir NF//Abdullah Alawi)