Respons Jokowi soal Kunjungan 5 Nahdliyin ke Israel: Indonesia Selalu Ikut Laksanakan Ketertiban Dunia
Selasa, 16 Juli 2024 | 18:00 WIB
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers kepada awak media sebelum berangkat ke Uni Emirat Arab dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (16/7/2024). (Foto: tangkapan layar Youtube Sekretariat Presiden)
Jakarta, NU Online
Presiden RI Joko Widodo merespons lima Nahdliyin yang berkunjung ke Israel dan menemui Presiden Isaac Hezrog.
Diketahui, kunjungan lima Nahdliyin itu menuai banyak kecaman dan keberangkatan mereka menemui Isaac Hezrog atas inisiatif pribadi tanpa izin dari organisasi NU.
Saat ditanya wartawan soal kunjungan lima Nahdliyin itu ke Israel, Presiden Jokowi menyerahkan sepenuhnya urusan tersebut ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Presiden Jokowi juga menyerukan pembelaannya terhadap rakyat Palestina atas agresi Israel yang dilakukan sejak Oktober 2023 lalu. Keberpihakan kepada Palestina itu merupakan bagian dari amanah UUD 1945.
“Ya ditanyakan saja ke PBNU. Indonesia akan selalu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Itu yang terus kita pegang,” kata Presiden Jokowi sebelum berangkat ke Uni Emirat Arab dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, dikutip NU Online dari Kanal Youtube Sekretariat Presiden Selasa (16/7/2024).
Permohonan maaf dan sanksi organisasi
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang terjadi akibat kunjungan lima Nahdliyin ke Israel. Gus Yahya juga meminta agar masyarakat bersedia memaafkan kelima orang tersebut.
"Apa pun yang terjadi, saya sebagai Ketua Umum PBNU, saya mohon maaf atas kesalahan yang diperbuat oleh teman-teman NU ini dan saya juga memohonkan maaf untuk mereka kepada masyarakat luas, mudah-mudahan bersedia memaafkan dan mudah-mudahan tidak berulang kembali," kata Gus Yahya saat konferensi pers di lantai 1 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Gus Yahya menyerahkan kepada setiap ketua organisasi, baik badan otonom maupun lembaga, yang menaungi lima orang itu.
Zainul Maarif misalnya, seorang Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) akan segera menghadapi sidang etik dari pihak kampus. Rektor Unusia, Juri Ardiantoro juga hadir mendampingi Gus Yahya dalam konferensi pers hari ini.
"Nanti kita akan serahkan, misalnya ini jelas dari PWNU Jakarta akan melakukan proses, termasuk dalam keterlibatan LBMNU Jakarta mengenai kesalahan dan sanksi ini. Mereka sudah melanggar. Semua engagement internasional harus melalui PBNU. Ini akan dilakukan proses, termasuk Unusia yang akan melakukan sidang etik untuk itu, begitu juga Pagar Nusa dan Fatayat NU," tegas Gus Yahya
Dua di antara lima Nahdliyin itu adalah pengurus PP Fatayat NU. Ketua Umum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maemunah mengaku akan memberikan sanksi kepada dua anggotanya itu yang telah ikut menemui Presiden Israel Issac Hezrog.
Margaret juga menyampaikan permohonan maaf terkait pertemuan dua anggotanya dengan Presiden Israel Isaac Herzog dan menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat.
"PP Fatayat NU memohon maaf kepada seluruh warga Indonesia dan masyarakat dunia apabila telah mengakibatkan kegaduhan dan ketersinggungan dari sisi kemanusiaan universal sehubungan dengan adanya pertemuan tersebut," ujarnya.