Nasional

Ruang Demokrasi Harus Dibuka Lebar agar Anak Muda Tetap Percaya pada Sistem

Sabtu, 27 September 2025 | 23:00 WIB

Ruang Demokrasi Harus Dibuka Lebar agar Anak Muda Tetap Percaya pada Sistem

Direktur Eksekutif INFID, Siti Khoirun Nimah (kiri) saat menyampaikan paparannya di Festival HAM 2025 Sabtu (27/9/2025) (Foto: NU Online/Fathur)

Jakarta, NU Online
Direktur Eksekutif International NGO Forum on Indonesian Development (INFID), Siti Khoirun Ni’mah, menegaskan pentingnya membuka ruang demokrasi bagi anak muda agar kepercayaan terhadap institusi demokrasi tetap terjaga.

 

Hal itu disampaikannya dalam rangkaian Festival HAM 2025 yang digelar di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Sabtu (27/9/2025).


Menurut Siti, seluruh diskusi yang melandasi Festival HAM tahun ini sepenuhnya diinisiasi oleh kelompok muda. Hal tersebut menunjukkan bahwa generasi muda memiliki gagasan segar, keyakinan, dan harapan besar terhadap masa depan Indonesia yang lebih kuat dalam keberagaman.


"Orang-orang muda yang hadir dan memberikan perspektifnya memiliki harapan, memiliki keyakinan bahwa Indonesia, yang memang kaya akan keberagaman, bisa semakin kuat dan maju ketika aspirasi mereka didengarkan,” ujar Siti.

 

Defisit kepercayaan dan pentingnya ruang kritik
Siti mengutip laporan World Social Forum 2025 yang dirilis pada April lalu, yang menunjukkan bahwa indeks kepercayaan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap institusi demokrasi di Indonesia mengalami defisit.

 

Kondisi tersebut, menurutnya, dipicu oleh ketimpangan sosial yang terus melebar, sulitnya akses terhadap pekerjaan layak, serta kebijakan publik yang dinilai tidak mencerminkan aspirasi rakyat.

 

“Tingkat kepercayaan terhadap institusi demokrasi itu negatif. Sejarah membuktikan, ketika harapan hilang, hanya ada dua kemungkinan: anarkisme dan kemarahan di mana-mana, atau penarikan diri dari proses demokrasi,” jelasnya.

 

Siti menegaskan, salah satu syarat utama demokrasi adalah tersedianya ruang untuk kritik dan perbedaan pendapat. Ia mengingatkan bahwa penangkapan terhadap warga yang menyampaikan kritik justru bertentangan dengan prinsip demokrasi itu sendiri.

 

“Yang menjaga demokrasi adalah keberanian kita untuk menyampaikan kritik dan aspirasi. Tanpa itu, demokrasi tidak akan bisa tumbuh dan berkembang,” tegasnya.

 

Anak muda masih percaya demokrasi
Lebih jauh, Siti menyebut bahwa keberadaan Festival HAM menjadi bukti nyata bahwa anak muda masih menyimpan kepercayaan terhadap institusi demokrasi, termasuk kepada parlemen dan pemerintah.

 

Oleh karena itu, aspirasi mereka tidak boleh diabaikan.

 

“Yang ditunggu oleh orang-orang muda adalah dilibatkan dalam proses kebijakan dan didengarkan aspirasinya. Dengan itulah kita bisa bersama-sama memperkuat demokrasi di negeri ini,” pungkasnya.