Saatnya Mimbar Khutbah dan Ceramah Dorong Pelestarian Lingkungan
Jumat, 30 Agustus 2024 | 15:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pelestarian lingkungan menuntut peran banyak pihak, tak terkecuali pemuka agama, terutama masyarakat atau jamaah. Kolaborasi masyarakat dan pemuka agama dalam pelestarian lingkungan penting di tengah perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin meningkat. Pemuka agama diharapkan intensif memberikan edukasi dan pemahaman di mimbar-mimbar ceramah dan khutbah terkait pentingnya menjaga lingkungan.
Untuk itu, Kasubdit Kemasjidan Kementerian Agama, Akmal Salim Ruhana, menekankan pentingnya melaporkan data terkait kerusakan lingkungan kepada pemuka agama, agar pemuka agama dapat memberikan edukasi yang lebih efektif kepada masyarakat.
Hal itu Akmal sampaikan dalam forum G20 Interfaith Forum (IF20) yang berlangsung di Brasilia, Brazil, pada 19-22 Agustus 2024 lalu. Dalam forum tersebut, Kementerian Agama berbagi pengalaman tentang pengelolaan masjid dan peran tokoh agama dalam pelestarian lingkungan serta penanganan perubahan iklim.
"Saat diskusi berlangsung, muncul pertanyaan mengenai langkah penanganan perubahan iklim dalam agama, seperti mengurangi penggunaan plastik dan menguatkan narasi pelestarian lingkungan melalui khotbah dan kurikulum pendidikan," ujar Akmal dikutip NU Online, Jumat (30/8/2024) lewat laman resmi Kemenag.
Akmal menyampaikan, tokoh agama memiliki peran besar dalam membentuk pandangan dan tindakan masyarakat terkait isu lingkungan. "Apabila tokoh agama yang bicara, jamaah pasti akan mendengarkannya. Jadi, bila tokoh agama memiliki perspektif lingkungan, itu akan berkontribusi besar dalam mengubah mindset jamaah," kata Akmal.
Masjid Ramah Lingkungan
Kemenag telah menjalankan program Rintisan Masjid Ramah Lingkungan yang menyediakan infrastruktur seperti tempat sampah terpilah dan sanitasi. Program ini merupakan salah satu langkah Kemenag dalam mendukung pengelolaan masjid yang ramah lingkungan.
Ke depan, Kemenag berencana untuk mereplikasi konsep masjid ramah lingkungan di seluruh Indonesia. Selain itu, Kemenag akan menggelar International Symposium on Innovative Masjid (ISIM) 2024 sebagai sarana menyebarkan ide dan konsep terkait masjid ramah lingkungan.
"Melalui ISIM, kami berharap memiliki konsep yang lebih solid terkait masjid ramah lingkungan yang dapat direplikasi," tambah Akmal.
Dengan pendekatan berbasis agama, Kemenag optimis dapat meningkatkan kesadaran lingkungan di masyarakat, serta berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim secara lebih luas.