Sampah Plastik Meningkat, Ketua LPBINU Jelaskan 3 Cara Menanggulanginya
Ahad, 17 Oktober 2021 | 03:30 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU), M Ali Yusuf mengungkapkan bahwa sampah plastik meningkat di masa pandemi Covid-19 dibandingkan dengan sebelum pandemi.
Mengutip data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) volume sampah plastik di masa normal jika dibandingkan dengan masa justru meningkat.
"Sebelum pandemi persentase sampah plastik di Indonesia berkisar antara 14 hingga 15 persen, tapi pada saat pandemi justru naik menjadi 17 persen," kata Ali saat memberi sambutan pada acara peluncuran Say No To Sampah Kemasan Plastik Sekali Pakai Jumat (15/10/2021) secara virtual.
Menurut Ali, sebagian besar sampah plastik tersebut berasal dari rumah tangga yang dihasilkan oleh aktivitas setiap orang. Artinya akibat dari perilaku setiap individu itu yang menyebabkan volume sampah terus mengalami kenaikan.
Sementara itu, kata Ali, pemerintah Indonesia melalui National Plastic Action Partnership (NPAP) menjadi sangat penting untuk menjembatani kerja sama atau kemitraan semua pihak, misalnya dari pemerintahan, organisasi, lembaga, dan produsen plastik.
“NPAP juga perlu melalukan pendekatan untuk mengurangi sampah plastik dapat diintegrasikan, sehingga upaya memaksimalkan dalam pengurangan sampah plastik di laut dapat dilakukan secara sistematis dan komprehensif,” katanya.
Menurut pria yang juga Co-Chairmen di NPAP itu, pihaknya juga membentuk Satuan Tugas Perubahan Perilaku untuk menanggulangi dan menyosialisasikan kesadaran publik tentang dampak sampah plastik terhadap lingkungan.
Tiga cara menanggulangi timbulnya sampah plastik
Ada tiga cara yang harus diperhatikan untuk menanggulangi sampah plastik. Pertama, mengurangi atau membendung potensi timbulnya sampah plastik. “Cara ini harus dilakukan dengan mengubah cara pandang dan sikap kita dalam menilai atau menentukan kebutuhan, serta gaya konsumsi kita untuk menghindari barang yang berbahan plastik sekali pakai,” ungkap Ali.
“Yang kedua adalah bagaimana plastik diproduksi, ini terkait dengan material dan packaging sebuah produk berbahan plastik sekali pakai dapat diganti ke bahan yang ramah lingkungan,” katanya.
Kemudian yang ketiga, menurut Ali pengelolaan sampah plastik harus dilakukan dengan benar, mulai dari pemilahan dan sumbernya, hingga tahapan daur ulang.
Ali berharap, tiga cara itu perlu diperhatikan dalam kerja sama antara Bank Sampah Nusantara (BSN) LPBINU dengan Koinpack sebagai upaya untuk dapat mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai.
“Selain itu, kami dari BSN LPBINU juga terus membuka kerja sama dengan semua pihak. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi volume sampah plastik agar tidak mencemari dan merusak ekosistem laut yang pastinya berdampak buruk bagi kehidupan kita semua,” pungkasnya.
Kontributor: Anty Husnawati
Editor: Kendi Setiawan