Santri Miliki Peran Perkuat Diplomasi People To People RI-China
Sabtu, 19 November 2022 | 20:00 WIB
Ahmad Syaifuddin Zuhri dalam Konferensi Akademisi dan Praktisi China-Indonesia, Forum on Development of China-Indonesia People-to-people Exchange 2022. (Foto: Istimewa)
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok, Ahmad Syaifuddin Zuhri, menjelaskan peran aktif santri dalam memperkuat fondasi hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok melalui pendekatan people to people.
Zuhri menjelaskan, pemahaman people-to-people atau pendekatan interpersonal tersebut dinilai menjadi landasan penguat hubungan yang berkelanjutan antar kedua negara.
Hal ini ia sampaikan saat menjadi pembicara pada konferensi Akademisi dan Praktisi China-Indonesia yang digelar secara hybrid dari Central China Normal University (CCNU) Wuhan, Tiongkok pada Selasa (15/11/2022) lalu.
“PCINU Tiongkok yang baru berdiri 20 Agustus 2017 lalu menjadi salah satu jembatan antar masyarakat kedua negara khususnya dalam pendidikan dan keagamaan. Peningkatan santri Indonesia dan perannya dalam hubungan antar masyarakat kedua negara menjadi sorotan,” kata Zuhri.
Pria asal Lamongan, Jawa Timur itu menjelaskan bahwa upaya tersebut diwujudkan oleh PCINU Tiongkok salah satunya dengan aktif menjalin hubungan dan silaturahmi kepada komunitas muslim lokal maupun internasional.
Hingga saat ini, Zuhri mengatakan bahwa misi tersebut dibawa oleh lebih dari 500 santri NU yang tersebar berbagai penjuru Tiongkok.
“Saat ini, ada lebih dari 500 anggota yang tersebar di seluruh daratan Tiongkok yang mayoritas adalah pelajar dari berbagai jenjang level,” urai Magister Hubungan Internasional di Nanchang University itu.
Baca Juga
Pemimpin China yang Bijak yang Tuli
Ia juga menambahkan, pengalaman berkuliah dan beraktivitas sosial keagamaan pada kader NU dituangkan dalam penerbitan buku “Islam, Indonesia, China: Pergulatan Santri Indonesia di Tiongkok”. Buku tersebut ditulis berdasarkan pengalaman 23 penulis yang tersebar di Tiongkok.
“Pada medio 2019 lalu juga, PCINU Tiongkok mengundang perwakilan Asosiasi Muslim Guangzhou ke Indonesia dalam diskusi di PBNU terkait buku tersebut,” kata kandidat doktor program Hubungan Internasional CCNU, Wuhan, Tiongkok itu.
Selain itu, Zuhri menyebut bahwa PCINU Tiongkok berperan aktif menyebarkan berbagai informasi kajian kedua negara baik lewat jalur resmi, seminar, diskusi, media dan lainnya dalam Bahasa Indonesia maupun Mandarin.
“Hal ini ditujukan salah satunya untuk mengurangi persepsi negatif di level masyarakat kedua negara,” pungkas Direktur Sino-Nusantara Insitute tersebut.
Untuk diketahui, Pertukaran akademisi dan praktisi dua negara China – Indonesia atau Forum on development China Indonesia People to People Exchange 2022 diselenggarakan oleh China Center for International People-to-people Exchange, Ministry of Education.
Forum tersebut dihadiri oleh banyak kalangan dari kedua negara, baik akademisi, praktisi, maupun diplomat meliputi Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo; Duta Besar RI untuk RRT dan Mongolia, Djauhari Oratmangun; Deputy Director-General of the Department of International Cooperation and Exchanges; Ministry of Education of China, Jia Peng; dan Director of China Center for International People-to-People Exchange Du Kewei.
Konferensi tersebut diselenggarakan selama sehari penuh yang dibagi dalam dua sesi. Terdapat 19 pembicara dari kedua negara. Dari pihak Indonesia antara lain ada Atase Pendidikan KBRI Beijing, Yudil Chatim; Rais Syuriyah PCINU Tiongkok, Ahmad Syaifuddin Zuhri; Peneliti CSIS, Veronika Saraswati; Direktur PUSKIT HI UIN Sunan Ampel Surabaya, Ridha Amaliyah; Dekan FISIP Unika Parahyangan Bandung, Pius Sugeng Prasetyo; Ketua Harian Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI), Indra Wahidin; Sekretaris INTI, Pusanti; dan Liem Yi Ying dari Binus University.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin