Satgas Covid-19 Sebut Omicron Varian Covid-19 Terkompleks
Jumat, 3 Desember 2021 | 14:30 WIB
Jakarta, NU Online
Sejak ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai variant of concern (VoC)/varian yang diwaspadai, Omicron menjadi perbincangan utama di masyarakat, lebih-lebih di kalangan medis.
Menurut Ketua Satgas Covid-19 Malang Raya, dr Syifa Mustika, VoC yang kini dilabelkan pada varian virus terbaru dari Afrika Selatan itu, adalah varian virus Corona yang menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19.
“Omicron sejauh ini menjadi varian virus Covid-19 yang paling kompleks dari varian-varian sebelumnya,” kata Dokter Syifa kepada NU Online, Kamis (2/12/2021) malam.
Dokter Syifa mengatakan, kategorisasi itu menandakan bahwa kondisi virus tersebut sudah sangat serius sehingga dapat dikatakan semua negara masih dalam keadaan rawan.
“Karena pengkategoriannya langsung lompat, artinya ini tanda amat sangat serius,” tandas Anggota Pimpinan Pusat Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PP PDNU) ini.
Umumnya, lanjut dr Syifa, kategorisasi pada setiap varian baru dimulai dari Varian of Interest (VoI)/tahap pemantauan. Sementara Omicron langsung menjadi VoC yang diwaspadai. Hal itu menguatkan kemungkinan gelombang tiga pandemi Covid-19.
“Kalau kategorinya seperti itu, kemungkinan gelombang ketiga bisa saja terjadi,” terang Dokter Syifa.
Kendati demikian, menurut dia, bila dilihat dari latar belakang asal virus tersebut datang satu situasi yang kapasitas protokol kesehatannya rendah.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat agar tetap mematuhi ptorokol 5M. Seperti memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak aman, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas atau pergerakan.
Ia menambahkan, selain rendahnya protokol kesehatan, kondisi kemungkinan gelombang ketiga juga akan ditunjang jika masyarakat masih enggan melakukan vaksinasi Covid-19.
“Insyaallah, jika masyarakatnya masih patuh terhadap prokes dan mau divaksin. Kemungkinan terjadinya gelombang ketiga itu sangat kecil,” tandasnya.
Senada, ahli biologi molekuler Ahmad Utomo mengatakan, vaksinasi masih menjadi hal yang sangat penting dalam persoalan varian baru Omicron ini.
“Sebenarnya apapun variannya, terutama setelah munculnya varian delta adalah penularan cepat pada mereka yang belum divaksin,” tegas Ahmad.
Ia juga berpesan agar sebisa mungkin mengupayakan untuk membatasi mobilitas, apalagi ke luar negeri terutama di negara-negara Eropa dan Afrika Selatan yang saat ini memang sedang menjadi pusat kenaikan kasus akibat varian baru, seperti varian Omicron.
Kontributor: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori