Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini mengatakan program vaksinasi Covid-19 menjadi ikhtiar positif bersama untuk menjaga keselamatan bukan hanya pada diri sendiri, tapi juga untuk keluarga, masyarakat dan bahkan dunia.
Hal itu disampaikan Sekjen, Rabu (13/1) di Jakarta menyikapi program vaksinasi yang dilakukan oleh Pemerintah.
Selain itu, Sekjen PBNU juga mengatakan mendukung dan mengapresiasi program vaksinasi gratis kepada masyarakat. "Program vaksinasi ini bisa dimaknai sebagai upaya untuk hifdzun nafs (menjaga keselamatan jiwa) yang merupakan pilar penting dari maqashidus syariah," ujar dia
Selanjutnya, ia juga mengajak seluruh masyarakat jika kita ingin hidup kita kembali normal seperti sedia kala, anak-anak bisa sekolah, bekerja dan bersosialisasi, silaturahmi, bahkan traveling ke berbagai tempat dengan aman, ada jalan di depan kita semua.
"Yakni kita bersama-sama bisa membangun apa yang disebut sebagai herd immunity dengan cara menjaga protokol kesehatan dan kita bersama menyukseskan program vaksinasi," ujar Sekjen.
Fatwa MUI terkait vaksin Sinovac yang menyatakan kehalalan dan kesucian vaksin Sinovac perlu disambut baik. "Kami tahu, fatwa ini telah melalui proses kajian yang panjang dan faktual. Hadirnya fatwa ini membuat kita tidak perlu meragukan lagi soal isu kehalalan vaksin Sinovac," kata Sekjen Helmy.
Jika merujuk pada data mutakhir perkembangan penularan Covid-19, lanjut dia, kita tahu saat ini kita menghadapi situasi yang sangat menghawatirkan. Angka postive rate berada di kisaran 29,64 persen. Artinya, dari 100 orang yang diuji, akan terjaring sekitar 29 orang yang positif.
"Oleh karena itu kita harus bersama-sama melakukan segala upaya yang bersifat preventif untuk menekan angka penambahan penularan virus Covid-19. Vaksin memang bukan cara satu-satunya untuk menanggulangi wabah ini. Kita harus tetap berdisiplin dalam menjalankan protokol kesehatan," tegasnya.
Melindungi jiwa
Sebelumnya diberitakan Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin mengatakan bahwa vaksinasi bagi warga Indonesia adalah merupakan ikhtiar untuk melindungi jiwa. Hal ini juga sesuai dengan tujuan diturunkannya agama yakni menjaga jiwa, sehingga vaksinasi merupakan kewajiban kaum beragama untuk saling melindungi jiwa satu sama lain.
"Jangan sampai kita yang sehat tertimpa sakit dan jangan sampai yang sakit tidak sembuh," kata Kiai Ishom saat menjadi perwakilan dari PBNU untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pada kegiatan vaksinasi perdana yang diselenggarakan di Istana Negara Jakarta, Rabu (13/1) pukul 10.00 WIB.
Berdasarkan pentingnya vaksinasi, Kiai Ishom mengajak seluruh masyarakat khususnya warga NU di seluruh Indonesia untuk mengikuti vaksinasi yang merupakan program pemerintah ini. Ia berharap vaksinasi akan efektif membantu bangsa Indonesia keluar dari pandemi yang berdampak luar biasa terhadap segala sisi kehidupan.
"Banyak para ulama, banyak para kiai, bahkan para dokter, tenaga kesehatan dan lain-lain yang telah mendahului kita. Oleh karena itu pencegahan melalui vaksinasi ini menjadi sesuatu yang niscaya, menjadi sesuatu yang penting," kata Kiai Ishomudin.
Memangkas penularan
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Kesehatan dr Syahrizal Syarif menyatakan meskibukan satu-satunya faktor pengendalian wabah, vaksin dapat menurunkan angka penularan dan kematian akibat Covid-19.
"Jadi pesan saya adalah bahwa vaksin saja tidak mungkin bisa mengendalikan wabah, tapi bahwa vaksin dapat menurunkan (angka penularan dan kematian) itu jelas. Bahwa pesan utama vaksin adalah akan menurunkan angka kematian dan memangkas angka penularan," kata dr Syahrizal Selasa (12/1).
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah memberikan pernyataan bahwa program vaksinasi di Indonesia akan berlangsung selama 15 bulan, yakni sejak hari ini hingga Maret 2022. Pernyataan itu diamini Syahrizal bahwa program vaksinasi membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Alhafiz Kurniawan