Sinergi Unusia dan GKMNU Wujudkan Keluarga Maslahah sebagai Fondasi Masyarakat yang Sejahtera
Senin, 2 Desember 2024 | 19:00 WIB
Seminar moderasi beragama yang digelar atas sinergi Unusia dan GKMNU di Kantor PCNU Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (30/11/2024). (Foto: dok. istimewa)
Bogor, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Diktis Kementerian Agama RI bersama Gerakan Keluarga Maslahah Nahdlatul Ulama (GKMNU) bersinergi mewujudkan keluarga maslahah dan moderat dalam beragama sebagai fondasi masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Wakil Ketua Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bogor Pera Soparianti menekankan pentingnya membangun keluarga yang menjadi sumber keteladanan, akhlak mulia, dan harmoni.
Pera juga membahas relasi dalam keluarga yang sehat dan maslahat, serta peran keluarga dalam pengasuhan anak sebagai generasi penerus yang unggul.
“Keluarga maslahah adalah pilar penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan nilai-nilai maqashid syariah, keluarga dapat menjadi teladan dalam membangun harmoni dan melahirkan generasi penerus yang unggul," ujar perempuan yang juga Direktur Rahima ini, melalui rilis yang diterima NU Online, pada Senin (2/12/2024).
Sementara itu, Ketua Satgas GKMNU Kabupaten Bogor Dhomiry Al-Ghozali menjelaskan visi dan misi besar GKMNU untuk mendorong enam dimensi maslahat dalam kehidupan keluarga.
Ia menyoroti strategi intervensi yang dapat dilakukan GKMNU dalam mendukung keluarga sehat dan maslahah, serta memaparkan program-program unggulan GKMNU Kabupaten Bogor periode 2023-2024.
“GKMNU berkomitmen mendorong enam dimensi maslahah dalam keluarga. Kolaborasi dengan Unusia dan Kementerian Agama seperti ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat keluarga sebagai pondasi masyarakat yang harmonis," jelas pria yang juga Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Bogor ini.
Wakil Ketua PCNU Kabupaten Bogor Waspada MK menekankan pentingnya moderasi beragama dalam menghadapi tantangan radikalisme dan intoleransi.
Ia menggarisbawahi konsep fikrah Islam wasathiyah yang menekankan keseimbangan dalam keberagamaan, serta peran empat pilar pemersatu bangsa dalam menjaga keberagaman.
"Moderasi beragama bukan hanya konsep, tetapi kebutuhan untuk menjaga keberagaman dan persatuan bangsa. Kita perlu menghidupkan fikrah Islam wasathiyah dalam kehidupan sehari-hari," imbuhnya.
Wakil Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Bogor, Desi Hasbiyah memaparkan pendekatan akademis mengenai implementasi moderasi beragama di tengah masyarakat.
Ia menggunakan analogi yang menarik, yakni peran wasit dalam pertandingan, untuk menjelaskan fungsi moderasi beragama berfungsi dalam mengatur keseimbangan antara keyakinan individu dan harmoni sosial.
“Moderasi beragama ibarat peran wasit dalam pertandingan. Ia menjaga keseimbangan antara keyakinan individu dan harmoni sosial, sehingga keberagaman bisa menjadi kekuatan, bukan ancaman," katanya.
Para narasumber tersebut menyampaikan pemaparannya dalam Seminar Keluarga Maslahah dan Moderasi Beragama di Kantor PCNU Kabupaten Bogor, Sabtu (30/11/2024).
Antusiasme peserta dalam seminar ini terlihat dalam sesi diskusi di setiap sesi seminar. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan mencakup isu-isu mendasar, yakni cara menjaga harmoni dalam keluarga, langkah-langkah menghadapi radikalisme, hingga strategi membangun toleransi antaragama.
Zaki, salah satu peserta seminar, bertanya tentang cara menjaga agama dengan landasan akal sehat. Lalu peserta lainnya bertanya tentang cara menghadapi perbedaan akidah dengan orang lain.
Kemudian para narasumber memberikan jawaban secara lengkap dengan menekankan pentingnya toleransi, dialog, dan nilai-nilai wasathiyah.