Nasional

Slamet Efendi: Geliat Akar Rumput adalah Esensi NU

Kamis, 5 April 2012 | 06:34 WIB

Gorontalo, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama takkan ada artinya tanpa Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama. PWNU takkan berarti tanpa Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama. PCNU takkan ada artinya tanpa adanya Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama. MWCNU takkan ada artinya tanpa ranting-ranting NU.<>

Pengurus Ranting Nahdlatul ulama takkan ada artinya tanpa memiliki kegiatan yang diprakarsai oleh anak-anak ranting atau jam'iyah-jam'iyah Ahlussunnah wal Jamaah NU lainnya melalui Masjid, langgar atau Musholla dan Majlis Ta'lim. Dinamika dan geliat warga Nahdliyin di akar rumput inilah esensi dari perjuangan NU yang sesungguhnya. 

Demikian dinyatakan Ketua PBNU KH Slamet Efendi Yusuf di hadapan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Gorontalo beserta unsur-unsur pimpinan badan otonaom seperti Muslimat dan Fatayat, Rabu (4/4). Slamet Efendi Yusuf berkunjung dengan diiringi oleh unsur-unsur PBNU lainnya seperti KH Nurul Yakin Ishaq selaku Sekretaris LDNU, Syaifullah Amin selaku Redaktur NU Online dan kader NU dari The Wahid Institue Ahmad Rumadi.

Lebih lanjut, Slamet Efendi menjelaskan, para pengurus NU di semua level hendaknya dapat bekerja sama secara aktif dengan unsur-unsur pemerintah di tingkatnya masing-masing. Para pengurus NU tidak boleh pasif dan hanya menikmati jabatannya saja tanpa melakukan tindakan apapun terhadap organisasi NU, terutama menyangkut pemberdayaan masyarakat.
  
"Para pengurus NU jangan hanya berpangku tangan. Para pengurus NU harus aktif merangkul semua pihak, terutama pemerintah untuk memberdayakan warganya. Para pengurus NU harus memprakarsai pembentukan pengurus-pengurus NU di tingkat bawahnya untuk menjamin terlindunginya kegiatan-kegiatan ke-NU-an di semua level masyarakat," tutur Kyai asal Banyumas ini.

Slamet juga berpesan, hendaknya para pengurus NU tidak salah dalam memandang terhadap pemerintahan, termasuk tentang dana-dana yang dialokasikan oleh pemerintah. NU hendaknya menajdi mitra dari pemerintah dalam memberdayakan masyarakat, karena pemerintah sekarang bukan lagi pemerintah kolonial. 


"NU memiliki hak untuk berbagi dengan pemerintah. Jangan pernah merasa dana dari pemerintah adalah bantuan. Sesungguhnya dana-dana dari pemerintah adalah dana rakyat, karenanya pengurus Nu memiliki hak untuk turut membaginya secara tepat dan merata kepada seluruk rakyat, termasuk warga Nahdliyin," tandasnya.



Redaktur : A. Khoirul Anam


Terkait