Lesbumi PBNU menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta, Kamis-Jum'at (28-29/10/2021).
Yogyakarta, NU Online
Menyongsong Muktamar ke-34 NU yang akan dilaksanakan pada tanggal 23-25 Desember mendatang di Provinsi Lampung, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indoneaia (Lesbumi) PBNU menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) di Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta, Kamis-Jum'at (28-29/10/2021).
Pada kesempatan pembukaan Rakornas, Ketua Lesbumi PBNU, KH M Jadul Maula yang juga Pengasuh Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta menyampaikan bahwa Rakornas adalah forum musyawarah tertinggi Lesbumi NU.
"Jika Muktamar merupakan forum musyawarah tertingginya NU, maka Rakornas merupakan forum musyawarah tertingginya Lesbumi." ungkapnya.
Dijelaskan, Rakornas diadakan sebagai ajang konsolidasi pengurus Lesbumi NU di semua tingkatan, disamping itu juga sebagai ajang tukar kaweruh dengan membahas dan merumuskan program, arah kebijakan kebudayaan Islam Nusantara.
"Konsolidasi disamping sebagai ajang menyamakan persepsi, menguatkan visi, semangat berkesenian dan berkebudayaan di tengah tantangan global juga membangun kembali ruh Lesbumi berbadan otonom (banom) sebagaimana khittah awal pendiriannya zaman Bapak pendiri, Usmar Ismail, Djamaludin Malaik, Asrul Sani." terangnya.
Dijelaskan, Lesbumi NU tidak hanya melestarikan, mengembangkan, merawat seni dan budaya, tapi juga melakukan perlindungan, pengawalan, bahkan melakukan tindakan perlawanan terhadap gerakan-gerakan anti seni dan anti kebudayaan.
Dia nambahkan bahwa sejarah yang melatarbelakangi berdiri serta bangkit kembalinya Lesbumi NU tak terlepas dari dinamika dan perkembangan kebudayaan Nusantara dan peradaban Islam.
Lesbumi NU, kata dia, tak dapat lagi semata-mata dipandang dan terlebih memandang dirinya sebagai entitas yang mengurus dan merepresentasi kesenian bernuansa Islami saja. Tapi lebih dari itu, yakni memberi arah bagi isi dan rumusan strategis kebudayaan yang jelas berdasarkan pada akar tradisi intelektual khas pesantren yakni sufisme.
"Yang menjunjung tinggi independensi, prinsip juang, keilmuan, keislaman, kebangsaan, kebhinekaan dalam rangka memperkuat baik dalam tubuh NU sendiri maupun perannya dalam ikut membangun peradaban Nusantara,” ungkap Kiai Jadul.
Sementara itu, Sekretaris Lesbumi PBNU, Kiai Abdullah Wong mengemukakan Rakornas yang diselenggarakan selama 2 hari ini diikuti oleh peserta dari Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang (PC), Pengurus Cabang Istimewa (PCI) hingga Pengurus Anak Cabang (PAC) Nahdlatul Ulama (NU).
Dijelaskan, dalam Rakornas tersebut ada pembahasan penting yang terbagi dalam 3 Komisi yakni komisi kelembagaan/organisasi, komisi bahsul masail membahas terkait fiqih kebudayaan dan komisi program kerja kebudayaan Islam Nusantara.
"Hasil Rakornas Lesbumi NU yang dihimpun nanti akan diserahkan kepada PBNU via Panitia Muktamar ke-34 NU, KH Imam Aziz, sebagai bahan penting dalam forum komisi organisasi Muktamar ke-34 NU guna mengembalikan marwah mapun ruh Lesbumi ke badan otonom (banom)." pungkasnya.
Editor: Aiz Luthfi