Wakil Ketua Umum PBNU H Maksum Mahfoedz (kedua dari kanan) didampingi Sekretaris Panitia Munas dan Konbes NU 2020 H Imdadun Rahmat (paling kiri) saat menyampaikan alasan penundaan Munas kepada tuan rumah di Sarang, Rembang, Kamis (12/3). (Foto: istimewa)
Imdad menjelaskan bahwa kedatangannya ke sana guna menyampaikan alasan penundaan hajat besar NU yang sedianya dilaksanakan pada Rabu sampai Kamis (18-19/3).
"Inti penyampaian utusan PBNU adalah bahwa tujuan penundaan ini semata-mata kemaslahatan bersama," ujarnya kepada NU Online pada Jumat (14/3).
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU itu menjelaskan bahwa di tengah ancaman virus Corona, menghindarkan para peserta Munas-Konbes, pengunjung, dan kaum Nahdliyin pada umumnya dari kerentanan tertular virus ini sangat diutamakan.
Dalam pertemuan ini, tuan rumah meminta penjelasan lebih rinci tentang perkembangan virus Corona Covid 19 yang menjadi alasan penundaan.
Melihat antusiasme itu, tuan rumah menyampaikan harapan kepada panitia dan PBNU agar ada kepastian waktu pelaksanaan Munas-Konbes.
Pondok Pesantren Al-Anwar juga, katanya, menyampaikan keprihatinan atas penyebaran virus Corona yang belum ada tanda-tanda teratasi di Indonesia.
Simpulan
Imdad menyampaikan bahwa pertemuan tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, tuan rumah menerima keputusan PBNU untuk menunda pelaksanaan Munas-Konbes. Tuan rumah juga memahami alasan penundaan tersebut.
Kedua, pihak Pondok Pesantren Al-Anwar yang diasuh oleh putra-putra KH Maimoen Zubair itu meminta PBNU bisa melaksanakan Munas-Konbes sebelum bulan Ramadhan.
"Jika situasi belum memungkinkan pelaksanaan sebelum Ramadhan, tuan rumah meminta dilibatkan dalam penentuan waktu," ujarnya.
Semua pihak, lanjutnya, akan bersama-sama memberikan penjelasan kepada umat Nahdliyin agar memahami penundaan ini dan mengobati kekecewaan yang timbul.
Utusan PBNU diterima oleh tuan rumah antara lain KH Abdullah Ubab MZ, KH Majid Kamil MZ, KH Abdur Rouf MZ, dan KH Idror MZ.
Hadir pula dalam pertemuan ini Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lasem KH Sholahuddin dan Sekretaris PCNU Lasem H Hamzani.
Pertemuan selepas maghrib itu berlangsung dalam suasana keprihatinan. Dialog berlangsung hikmat dan lebih serius dari biasanya tanpa ada guyonan yang menjadi ciri khas pesantren. Pertemuan di rumah kediaman Kiai Ubab tersebut diakhiri dengan makan malam.
Pewarta: Syakir NF