Survei: Bantuan Tak Merata Jadi Salah Satu Alasan Warga Tak Puas Kinerja Pemerintah
Selasa, 6 September 2022 | 20:00 WIB
Jakarta, NU Online
Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis sebuah hasil survei tentang kondisi ekonomi dan peta politik menjelang 2024. Salah satu yang menjadi bahasan dalam survei yang dilakukan pada 13-21 Agustus 2022 ini adalah terkait evaluasi kinerja pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Survei ini dirilis pada Ahad (4/9/2022). Dokumen hasil survei LSI itu berhasil diunduh NU Online melalui laman resmi LSI, pada Selasa (6/9/2022).
LSI membuat tabulasi mengenai alasan kepuasan dan ketidakpuasan terhadap kinerja Jokowi. Bantuan yang tidak merata menjadi salah satu alasan ketidakpuasan warga atau responden yang menjadi objek survei LSI.
Populasi dari survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1220 responden. Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar +/- 2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen (dengan asumsi simple random sampling). Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Di dalam survei itu, LSI mencatat bahwa mayoritas warga atau responden merasa puas dengan kerja Presiden Jokowi, yakni sebesar 72, 3 persen yang terdiri dari pernyataan cukup puas (57,9 persen) dan sangat puas (14,4 persen).
Sementara warga yang menyatakan diri kurang puas terhadap kinerja Jokowi sebesar 23 persen dan tidak puas sama sekali 2,9 persen. Responden yang tidak menjawab atau menjawab tidak tahu sebanyak 1,8 persen.
Berikut catatan tabulasi LSI mengenai alasan puas dan tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi:
Alasan tidak puas terhadap kinerja Jokowi di antaranya karena harga-harga kebutuhan pokok meningkat (32,6 persen), bantuan tidak merata (20,1 persen), kurang berpihak kepada rakyat kecil (5,3 persen), lapangan kerja/pengangguran (5,2 persen), kemiskinan tidak berkurang (3,9 persen), kurang mampu memimpin (3,6 persen), kinerjanya buruk (3,5 persen), ketimpangan pendapatan (2,7 persen), dan penegakan hukum semakin buruk (2,2 persen).
Ada juga alasan ketidakpuasan lain karena menilai Jokowi dikendalikan oleh partai (1,6 persen), utang negara semakin tinggi (1,5 persen), kualitas pendidikan buruk (1,4 persen), gagal memberantas korupsi (1,3 persen), gagal menangani mafia minyak goreng (1,1 persen), gagal menanggulangi pandemi Covid-19 (0,9 persen), politik tidak stabil (0,9 persen), dikendalikan oleh pemodal (0,7 persen), kurang berpihak kepada Islam (0,1 persen).
Sementara alasan puas dengan kinerja Jokowi di antaranya karena memberi bantuan kepada rakyat kecil (40 persen), membangun infrastruktur (20,4 persen), kinerjanya sudah bagus (9,4 persen), orangnya merakyat (6,1 persen), mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok (4,0 persen), orangnya baik (3,2 persen), mengurangi kemiskinan (2,7 persen), penanggulangan pandemi Covid-19 (1,3 persen), pemerataan pendapatan (1,3 persen).
Ada juga responden yang menyatakan puas dengan kinerja Jokowi karena mampu menjaga stabilitas politik dan keamanan (0,9 persen). Kemudian sebanyak 0,8 persen responden merasa puas karena menilai Jokowi berhasil melakukan pemberantasan korupsi, lapangan kerja/mengurangi pengangguran, penegakan hukum semakin baik, dan meningkatkan kewibawaan pemerintah.
Kondisi umum dan kinerja presiden
LSI mencatat bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih banyak dinilai sedang oleh responden (46 persen). Sementara yang menilai baik/sangat baik (26,2 persen) sama banyak dengan yang menilai buruk/sangat buruk (26,9%).
Begitu juga dengan kondisi politik, lebih banyak yang menilai sedang (41,9 persen). Sementara yang menilai baik/sangat baik (32,1 persen) lebih tinggi dibanding dengan yang menilai buruk/sangat buruk (17,7 persen).
Selain itu, hasil survei LSI menyatakan bahwa mayoritas warga merasa puas dengan kinerja demokrasi saat ini, sebanyak 77,7 persen. Kepuasan terhadap presiden juga cenderung meningkat dibanding temuan pada Mei 2022. Saat ini, 72,3 persen merasa puas dengan kerja Presiden Jokowi.
Survei LSI juga membuktikan bahwa penilaian warga terhadap kondisi ekonomi nasional dan kondisi politik memiliki korelasi positif dan signifikan dengan kepuasan warga terhadap kinerja presiden.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad