Tak Pernah Berhenti Berjuang, Ketum PBNU Percaya Palestina Tetap Miliki Masa Depan yang Megah
Jumat, 9 Agustus 2024 | 19:45 WIB
Ketum PBNU Gus Yahya Staquf saat berpidato saat acara Makan Malam Persahabatan bersama Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (8/8/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) percaya Palestina tetap memiliki masa depan yang megah. Ia juga mengaku takkan pernah berhenti berjuang untuk kemerdekaan Palestina.
"Kami percaya bahwa Palestina tetap memiliki masa depan yang megah, yang bisa diharapkan oleh rakyatnya, dan kami tidak akan pernah berhenti untuk ikut berjuang bersama rakyat Palestina yang lebih baik itu," kata Gus Yahya saat berpidato dalam acara Makan Malam Persahabatan bersama Penasihat Presiden Palestina Mahmoud Al-Habbash di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (8/8/2024).
"Kita akan memperjuangkan masa depan rakyat Palestina dengan tatanan internasional yang ada," lanjutnya.
Gus Yahya juga mengatakan bahwa bangsa Indonesia dan Palestina memiliki ikatan persaudaraan kemanusiaan. Menurutnya, membantu kemerdekaan Palestina merupakan ukuran kelayakan seseorang bisa disebut sebagai manusia. Sebab, masalah yang ada di Palestina adalah masalah kemanusiaan.
"Ikatan kita dengan rakyat palestina adalah ikatan persaudaraan kemanusiaan. Tekad kita dan perjuangan kita untuk membantu rakyat Palestina akan menjadi ukuran apakah kita layak disebut sebagai manusia," tegas Gus Yahya.
Masalah kemanusiaan yang terjadi di Palestina, kata Gus Yahya, adalah tanggung jawab bersama bagi seluruh umat manusia di muka bumi.
Gus Yahya juga mengucapkan selamat datang kepada Mahmoud Al-Habbash, ia berharap semoga apa yang PBNU lakukan ini bisa membantu sedikit perjuangan Bangsa Palestina dan tentunya juga NU tidak akan berhenti dan akan selalu bersama dengan Bangsa Palestina untuk masa depan yang lebih baik untuk kemanusiaan dan peradaban umat manusia.
"Alhamdulillah hari ini kita telah mendapatkan kehormatan dalam acara makan malam bersama ini sebagai rangkaian acara yang telah kita rancang untuk Mahmoud Al-Habbash," ungkapnya.
PBNU mengundang Mahmoud Al-Habbash sebagai cara NU untuk ikut berkontribusi dalam membantu Palestina dengan memberikan platform untuk menyuarakan pemikiran visi Pemerintah Palestina terkait dengan masa depan bangsa Palestina untuk didengar Masyarakat Indonesia secara luas.
Secara khusus, Gus Yahya mengucapkan permohonan maaf kepada Mahmoud Al-Habbash beserta rombongan apabila jamuan yang disediakan selama berada di Indonesia dirasa sangat sederhana. Namun, jamuan sederhana ini tak bisa dibandingkan dengan perjuangan rakyat Palestina yang telah berlangsung selama berpuluh tahun.
"Saya minta maaf karena kita membuat banyak jadwal untukmu (Mahmoud Al-Habbash). Saya percaya ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan peperangan yang dialami Palestina selama 25 tahun," imbuhnya.
Sebagai wujud kepedulian bagi warga Palestina, PBNU melalui NU Care-LAZISNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan dana kemanusiaan yang dapat disalurkan melalui NU Online Super App di fitur Zakat & Sedekah atau lewat tautan https://applink.nu.or.id/donation.