Nasional

Takut Patah Hati Sudah Biasa, Kalau Takut Jatuh Cinta?

Jumat, 9 September 2022 | 22:30 WIB

Takut Patah Hati Sudah Biasa, Kalau Takut Jatuh Cinta?

Ilustrasi cinta.

Jakarta, NU Online
Jatuh cinta adalah hal yang indah dan membuat perasaan senang. Namun, bagi sebagian orang jatuh cinta bisa menjadi hal yang menakutkan, hingga menjadi fobia.


Psikolog klinis, Muharini Aulia, menjelaskan bahwa rasa takut jatuh cinta ditimbulkan dari gangguan kecemasan atau panik yang dialami oleh seorang individu.


“Pengalaman traumatis yang terus berulang membentuk keyakinan tak akan beruntung soal cinta,” kata Rini, sapaan akrabnya, dalam bincang santai bersama WMN by Narasi, dikutip NU Online, Jumat (9/9/2022).


Pengalaman traumatis itu ditandai oleh beberapa gejala, di antaranya gejala psikologis dan gejala fisik. Menurut dia, gejala psikologis yang dialami biasanya timbul dari pengalaman masa kecil. Misalnya, menyaksikan pertengkaran atau perceraian orang tua.


“Itu yang menyebabkan seseorang menghindari hal-hal yang berhubungan dengan cinta,” jelas konsultan di apdc Indonesia itu.


Sementara untuk gejala fisik, lanjut dia, ditandai dengan kecemasan ekstrem yang membuat detak jantung lebih cepat dan sesak nafas. “Tanda-tanda ini adalah dampak dari hubungan yang tidak sehat, sehingga menimbulkan luka mendalam. Biasanya ini dialami oleh orang dewasa,” jelas Rini.


Ketakutan ini, menurut dia, banyak dialami perempuan dewasa tapi sedikit yang mencari bantuan hingga jumlahnya tak begitu terdeteksi. Pada akhirnya, rasa takut untuk jatuh cinta diekspresikan dalam keraguan diri dan perasaan tidak mampu mempertahankan suatu hubungan.


Cara terbaik untuk mengatasinya, lanjut dia, adalah dengan jujur kepada diri sendiri. Identifikasi emosi yang dirasakan, baik itu trauma masa lalu, masalah kepercayaan, mabuk cinta, takut ditinggalkan atau kurang percaya.


“Coba jujur pada diri sendiri, lalu temukan alasan spesifik mengapa Anda takut jatuh cinta dan kenali dulu apa penyebabnya,” tutur Rini.


Setelah memahami penyebabnya, Rini menyarankan agar tubuh dan pikiran mendalami perasaan itu sepenuhnya. “Mengakui ketakutan dan perasaan Anda adalah langkah penting menuju penyembuhan,” terangnya.


Bagi dia, setiap emosi yang dirasakan seseorang adalah pengirim pesan yang baik. Jika perasaan tidak pantas yang datang, maka sadari dan coba bangun inner critic (kritik alam bawah sadar) dengan menghadirkan alternatif berpikir lain.


“Mengatasi rasa takut jatuh cinta tidak terjadi dalam semalam. Itu adalah perubahan bertahap,” tandas Rini.


Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori