Taliban Berkuasa, Kiai Said Ajak Masyarakat Kawal Keselamatan Indonesia
Jumat, 20 Agustus 2021 | 08:00 WIB
Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyebut kemenangan Taliban mengalahkan pemerintah Afghanistan akan berdampak kepada Indonesia. Dampak itu, misalnya, orang radikal mendapatkan angin dan termotivasi sehingga mereka mengatakan: "Allah telah menolong dan memberi kemenangan pada gerakan Islam Taliban". Hal itu menjadi justifikasi perjuangan mereka.
“Oleh karena itu kita harus waspada. NU, TNI, Polri, semua komponen bangsa ini harus semakin bersatu, semakin merapatkan barisan,” ajak Kiai Said, dalam Haul Syuhada Kemerdekaan Republik Indonesia dalam rangka memperingati HUT Ke-76 Kemerdekaan RI yang digelar secara daring pada Kamis, (19/8) malam.
Alumnus Universitas Ummul Qura, Makkah itu juga memberi semangat agar tak lelah dan takut dalam membela tanah air dengan mengatakan, “Man māta liajli wathanihi māta syahīdan waman khāna liwathanihi halālun damuhu. Barangsiapa mati demi membela negaranya, mati syahid. Barangsiapa berkhianat terhadap negaranya boleh dibunuh, boleh, halal darahnya.”
Kiai kelahiran 3 Juli 1953 itu juga mengutip Al-Qur’an Surat Al-Ahzab Ayat 60. “Wal-murjifụna fil-madīnati lanugriyannaka bihim ṡumma lā yujāwirụnaka fīhā illā qalīlā. Orang-orang yang bikin gaduh di Madinah, usir Muhammad. Jangan beri kesempatan hidup di Madinah bersama kamu. Jangan menjadi tetanggamu,” tegasnya, menginterpretasikan.
Dalam kesempatan itu, kiai yang sering menggelorakan “hubbul wathan minal īman” itu juga mengajak semua pihak untuk terus mengawal dan menjaga keselamatan Indonesia. Bukan hanya secara geografis, yaitu menjaga batas negara, tetapi juga keselamatan budaya, akhlak, dan moralnya.
“Silakan sekolah di Arab, tapi pulang bawa ilmu, jangan bawa budaya Arab. Begitu pula yang sekolah di Amerika, Eropa, Australia, Jepang, Korea, silakan. Pulang bawa teknologi, jangan bawa budaya Barat,” pintanya.
Ia mengingatkan, jangan mentang-mentang keluaran Barat atau Amerika, kemudian ke sana ke mari membawa pacar, minum wiski di pinggir jalan. Menurutnya, tidak pantas orang Indonesia seperti itu.
“Budaya kita lebih mulia, lebih unggul daripada budaya luar negeri baik Arab, Eropa maupun Amerika,” aku kiai yang pernah 13 tahun lebih tinggal di Arab itu.
Kontributor: Ahmad Naufa Khoirul Faizun
Editor: Syakir NF