Telaah, Kiat Ulama sebagai Guru dalam Jaga Kehati-hatian Menyampaikan Ilmu
Selasa, 25 November 2025 | 21:00 WIB
Jakarta, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren an-Nawawi Berjan Purworejo KH Achmad Chalwani mengatakan terkait kiat ulama sebagai seorang guru menjaga kehati-hatian dalam mengajarkan ilmu. Ia menyebut, para ulama memiliki tradisi melakukan penelaahan sebelum menyampaikan pelajaran.
Dengan demikian, ia mengimbau para guru agar meneladani etos tersebut saat proses pembelajaran. Pasalnya, kesiapan itu akan berimbas kepada para murid.
"Jangan sampai ngajar enggak muthala'ah (menelaah). (Karena) yang jadi korban anak didik, murid," pesan Kiai Chalwani kepada guru-guru sebagaimana dikutip dari kanal Youtube NU Online pada Selasa (25/11/2025).
Baca Juga
Doa Memintakan Ampunan untuk Guru
Ia mencontohkan dua ulama yang menghidupkan semangat muthala'ah itu, yakni Kiai Dimyati bin Abdullah bin Abdul Manan Dipo Menggolo, Tremas, Pacitan. Ia mengutarakan bahwa suatu ketika lepas berpergian, guru yang mengajar Fathul Qarib ini batal menggelar pengajian sebab melewatkan penelaahan.
Baca Juga
Sebab-sebab Perbedaan Pendapat Ulama (1)
"Orang sealim itu sangat hati-hati," ujar Rais Ali Idarah Aliyab Jam'iyah Ahlit Thariqah al-Mu'tabarah an-Nahdliyah (Jatman) itu.
Selain Kiai Dimyati, ada pula sosok Habib Sagaf bin Ahmad al-Jufri. Kiai Chalwani bercerita mengenai peristiwa Habib Sagaf saat ditanya muridnya terkait rahasia yang menyebabkan ilmu yang ia sampaikan gampang diterima dan diingat.
"Habib Sagaf bin Ahmad Al-Jufri menjawab, kalau orang mengajar harus ikhlas. Harus siap. Artinya materinya harus siap betul. pertama ikhlas. Dua, mampu," kata kiai yang menamatkan studinya di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur itu.
Ia pun mengisahkan cara habib yang disebut merupakan guru dari Habib Abdullah Margoyoso, Pati dan mantan Rektor UII Zaini Dahlan itu dalam menerangkan ayat Al-Qur'an mengenai kuasa Tuhan.
"Dan termasuk (beliau) mencontohkan, Allah mengeluarkan orang hidup dalam arti pikirannya hidup atau 'alim. Jadi, bapaknya gak pintar, putranya alim, bisa. Atau kebalikannya, bapaknya alim, putranya gak pintar, juga bisa," kenangnya seraya mengutip potongan ayat al-Quran.
Untuk diketahui, telaah merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Arab. Dalam KBBI, kata ini didefinisikan dengan penyelidikan, kajian, pemeriksaan atau penelitian.