Nasional

Tindakan Kekerasan Nodai Suasana Halal Bihalal

Kamis, 13 September 2012 | 03:26 WIB

Jakarta, NU Online
“Tindakan kekerasan belakangan ini sungguh memilukan,” kata Hj. Ida Fauziah, Ketua Umum PP Fatayat NU dalam sambutan acara ‘Halal Bihalal dan penandatangan Fatayat NU dengan Kemenakertrans’ di Gedung PBNU lantai 8, Rabu (12/9) malam.<>

Di hadapan sedikitnya 220 kader Fatayat NU, Ketum PP Fatayat NU mengatakan bahwa tindakan kekerasan di Sampang dan ledakan bom di sejumlah titik sungguh mencederai nilai Halal Bihalal di bulan Syawal.

Suasana bulan Syawal sejatinya diisi oleh Halal Bihalal. Halal Bihalal, tambah Ida, adalah tradisi positif umat Islam Indonesia yang sarat dengan ramah tamah. Halal Bihalal adalah sebuah perilaku baik umat Islam dalam mengawali segala sesuatunya setelah ibadah puasa Ramadhan.

Halal Bihalal membawa semangat kerekatan sosial. Tradisi ini merupakan hasil penggalian mendalam umat Islam Indonesia dari kekayaan khazanah budayanya, imbuh Ida. Ironisnya, sejumlah pihak melakukan tindakan kekerasan yang merusak nuansa persahabatan dan persaudaraan.

Disaksikan KH. Said Aqil Siroj, Ketum PBNU dan Muhaimin Iskandar, Menakertrans, Ida Fauziah menegaskan bahwa kekerasan atas nama agama yang dilakukan perorangan maupun kolektif, tetap tidak bisa dibenarkan.

Agama selamanya tidak pernah membenarkan pemeluknya untuk melakukan kekerasan. Karena, agama menjunjung tinggi kehidupan bermasyarakat. Dengan memahami itu, tindakan kekerasan tidak menemukan tempat dalam agama, tutup Ketum PP Fatayat NU.



Redaktur:A. Khoirul Anam
Penulis   : Alhafiz Kurniawan


Terkait