Tingkatkan Kualitas Pengurus, GP Ansor-Banser Sumut Gelar Pelatihan Kaderisasi
Senin, 21 November 2022 | 14:30 WIB
Kasatkornas Banser Hasan Basri Sagala saat memberikan kuliah umum dalam kegiatan kaderisasi dan Diklatsus Banser di Deli Serdang pada Kamis (17/11/2022). (Foto: dok Panitia)
Jakarta, NU Online
Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Sumatra Utara menyelenggarakan berbagai proses pengaderan sekaligus pendidikan dan pelatihan khusus (diklatsus) yang diikuti oleh 250 peserta dari 26 cabang.
Pengaderan yang diselenggarakan itu di antaranya adalah Pendidikan Kader Lanjutan (PKL) Ansor, Madrasah Ula untuk Rijalul Ansor, Kursus Banser Lanjutan (Susbalan), Pelatihan Instruktur Ansor, Kursus Pelatih (Suspelat) Banser. Kegiatan-kegiatan itu dilaksanakan pada 17-20 November 2022 di Deli Sedang, Sumatra Utara, dengan menghadirkan instruktur nasional, baik Ansor maupun Banser.
Ketua PW GP Ansor Sumatra Utara H Adlin Tambunan mengatakan berbagai kegiatan kaderisasi itu diselenggarakan karena terdapat kebutuhan realitas atas berkembangnya calon anggota Ansor dan Banser.
“Ke depan, PW Ansor dan Satkorwil Banser Sumatra Utara mampu memfasiltasi calon anggota dalam proses pengkaderan organisasi serta meningkatkan kualitas dan kapasitas pengurus di tingkat cabang dan satkorcab Banser yang ada di Sumatra Utara,” ungkap Adlin melalui keterangan tertulis yang diterima NU Online, Senin (21/11/2022).
Tak hanya itu, PW GP Ansor dan Satkorwil Banser Sumatra Utara juga menyelenggarakan Diklatsus Protokoler, Corp Brigade Provost (CBP) Banser, dan Diklatsus Banser Tanggap Bencana (Bagana).
Menurut Kasatkorwil Banser Sumatra Utara Muhamnad Muarif Sibbik Manurung, kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas Banser dalam hal pelayanan dan pengabdian, serta mampu menciptakan sistem kinerja organisasi, baik secara internal maupun layanan terhadap masyarakat secara umum.
Di dalam rangkaian proses pengaderan dan diklatsus itu, hadir pula Kasatkornas Banser Hasan Basri Sagala dan memberikan kuliah umum. Pada kesempatan itu, ia mengatakan bahwa usia Ansor dan Banser saat ini menjelang 89 tahun.
“Sebuah usia yang matang dalam dinamika organisasi baik bersifat internal untuk penataan dan penciptaan sistem, serta eksternal untuk peneguhan konsepsi kebangsaan serta layanan dan pengabdian terhadap publik,” jelas Hasan.
Hasan menjelaskan berbagai upaya penataan telah dilakukan dalam hal pengaderan sejak 2012 yang menjadi bukti organisasi memiliki keseriusan agar sistem bisa berjalan baik. Hal ini tidak hanya dilakukan di tingkat pusat, tetapi juga harus dimulai dari bawah; dari wilayah hingga ranting.
“Geliat upaya penataan kelembagaan dan penerapan pengaderan yang selama ini berjalan menjadi indikator dinamis GP Ansor dan Banser untuk semakin mematangkan organisasi, sehingga tercipta kader-kader yang mendorong gerak organisasi semakin baik ke depan dan mampu menjawab kebutuhan internal dan eksternal organisasi,” katanya.
Upaya Banser Kurangi Risiko Bencana
Kepala Satuan Khusus Nasional Banser Tanggap Bencana (Bagana) Chabibullah menjelaskan bahwa Banser selalu berupaya untuk mengurangi risiko kebencanaan. Hal tersebut sejalan dengan upaya pengurangan risiko bencana yang menjadi arus utama pemerintah.
Menurut Chabib, upaya pengurangan risiko kebencanaan dimulai dengan berbasis komunitas. Bahkan saat ini sudah mulai pada pendekatan pengurangan risiko bencana berbasis keluarga dan individu. Inilah bagian upaya penciptaan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.
Ia menjelaskan, Sumatra Utara dengan 33 kabupaten/kota memiliki berbagai ancaman bencana. Mulai hydro meteorologi, geologi, biologi, kegagalan teknologi, dan realitas dinamika sosial.
Ancaman-ancaman itu menjadi inspirasi bagi GP Ansor dan Banser Sumatra Utara untuk membekali para kader memiliki pengetahuan tentang mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan dalam menghadapi ancaman bencana dengan menggelar Diklatsus Bagana.
Diklatsus Bagana itu diikuti oleh enam 6 perwakilan Satkorcab yang ada di Sumatra Utara. Chabib bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial Sumatra Utara serta relawan yang ada di Deli Serdang menangani langsung proses Diklatsus Bagana itu.
Chabib menuturkan, praktek lapangan dari proses Diklatsus Bagana pada hari terakhir dilakukan dengan merespons bencana banjir yang tengah terjadi. Bentuk respons yang dilakukan adalah evakuasi peralatan rumah tangga dari masyarakat yang terdampak, kerja bakti pembersihan kotoran dan lumpur yang masuk ke rumah warga, membantu dapur umum, dan dukungan logistik serta asesmen lanjut dari dampak banjir itu.
Giat Bagana di Banjir Sumatra Utara
Banjir Sumatra Utara melanda delapan kecamatan di Kabupaten Deli Serdang, yaitu Tanjung Morawa, Batang Kuis, Sunggal, Lubuk Pakam, Patumbak, Deli Tua, Hamparan Perak, dan Sei Tuan. Warga terdampak mencapai 10.300 kepala keluarga dan 41.328 jiwa.
“Praktek lapangan peserta Diklatsus Bagana Sumatra Utara di hari terakhir itu langsung turun ke lapangan, dalam bentuk respons bencana ke Desa Pundenrejo, Tanjung Morawa, Deli Serdang,” pungkas Chabib.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi