Jakarta, NU Online
Bagi para santri pemula yang sedang menghafal Al-Qur'an tentu mengalami masa-masa sulit dan bingung pada proses awal. Hal ini juga sempat dirasakan oleh putri Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri KH Abdullah Mahrus, yakni Ning Hafshah Al Ahla.
Hafsah mengaku ada hal yang membuatnya bertahan menghafal, yakni bercermin kepada teman-teman yang memang berhasil menyelesaikan hafalannya.
"Selain itu ada motivasi lain yaitu keutamaan di hari kiamat bahwa seorang anak yang menghafal Al-Qur'an 30 juz akan bisa memberikan mahkota yang sinarnya melebihi matahari," ujar Hafsah pada tayangan YouTube NU Online, Selasa (9/8/2022).
Ning Hafshah yang saat itu berusia 14 tahun tentu ingin memiliki keistimewaan itu. Sehingga hadis nabi tersebut menjadikannya motivasi.
"Menghafal Al-Qur'an bisa menjadi bukti berbakti kepada orang tua. Sehingga dari motivasi itu dapat bertahan menghafal," paparnya.
Ia mengungkapkan bahwa ketika menghafal jangan pernah berpikir berapa tahun ke depannya, tapi memandang hari ini sehingga harus fokus dengan apa yang dijalani.
"Selain itu lingkungan pertemanan yang baik dan sehat juga mempengaruhi, sehingga pembicaraan yang buruk dapat dijauhi dan cukup berteman dengan orang-orang yang memotivasi," terang Ning Hafsah.
Menurutnya penting menjadikan orang yang rajin sebagai motivasi untuk mendapatkan apa yang sudah dicita-citakan.
"Jangan sampai putus semangatnya, sehingga di tengah-tengah menghafal malah apa yang diinginkan justru tidak jadi. Hal demikian akan membuat guru kita sedih," tuturnya.
Ning Hafshah mengingatkan diwajibkannya belajar makharijul huruf dan shifatul huruf agar bisa melafalkan dengan fasih.
"Kemudian bersungguh-sungguh dalam tajwidnya. Bagaimana bacaan-bacaan ketika dilafalkan, sehingga dari situ juga penting untuk menggurukan hafalan," tuturnya.
Menurutnya, sejatinya menghafal Al-Qur'an adalah digurukan, karena tidak bisa dipraktekkan sendiri dan tidak ada yang mengingatkan jika ada kekeliruan.
Kontributor: Afina Izzati
Editor: Fathoni Ahmad