UMKM Disebut Jadi Kekuatan Indonesia Hadapi Ancaman Resesi Ekonomi
Rabu, 20 Juli 2022 | 16:30 WIB
Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Lembaga Perekonomian PBNU periode 2015-2021, Jaenal Effendi mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM, utamanya usaha mikro, yang sangat banyak dengan daya serap tenaga kerja sangat besar.
“UMKM memiliki peran yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,19 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,97 persen atau senilai 8.573,89 triliun rupiah,” papar Jaenal Effendi, Rabu (20/7/2022).
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia itu, lanjut dia, mampu menyerap 97 persen dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4 persen dari total investasi.
Jaenal juga menambahkan, salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah dan pelaku usaha yaitu dengan menaikkan ‘kelas’ usaha mikro menjadi usaha menengah. Basis usaha itu, kata dia, terbukti kuat dalam menghadapi krisis ekonomi.
“Usaha mikro juga mempunyai perputaran transaksi yang cepat, menggunakan produksi domestik dan bersentuhan dengan kebutuhan primer masyarakat,” ungkap Ekonom IPB ini.
Namun, Pemerintah RI menegaskan akan tetap mewaspadai resesi ekonomi yang berpotensi terjadi di sejumlah negara di dunia. Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut pemerintah akan terus waspada, meski potensi resesi ekonomi Indonesia sangat rendah.
“Kita relatif dalam situasi yang resikonya 3 persen dibandingkan negara lain yang potensi untuk bisa mengalami resesi jauh yaitu di atas 70 persen. Ini tidak berarti kita terlena. Kita tetap waspada, namun messagenya adalah kita tetap akan menggunakan semua instrumen kebijakan kita,” kata Menkeu Sri Mulyani dalam Konferensi Pers G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua Bali.
Ancaman resesi ekonomi global menjadi peringatan bagi banyak negara, termasuk Indonesia. Survei terbaru yang dilakukan Bloomberg menyebut daftar 15 negara yang berpotensi mengalami resesi ekonomi.
Resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu yang stagnan dan lama. Dalam hal ini, resesi terjadi ketika produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Hasil survei oleh Bloomberg tersebut mengungkapkan negara yang paling berisiko mengalami resesi adalah Sri Lanka dengan persentase 85 persen. Disusul Selandia Baru dengan peluang resesi 33 persen.
Dari daftar 15 negara yang berpotensi mengalami resesi ekonomi, Indonesia masuk pada urutan ke-14 dengan persentase 3 persen. Angka tersebut menunjukan Indonesia memiliki peluang resesi ekonomi yang kecil.
Adapun daftar 15 negara berpotensi mengalami resesi antara lain Sri Lanka, New Zealand, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, juga Australia, Taiwan, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, dan India.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Fathoni Ahmad