Kejadian kecelakaan saat bermain lato-lato bisa saja terjadi namun pengawasan lebih penting dari larangan. (Foto: NU Online/Faizin)
Jakarta, NU Online
Tren permainan tradisional lato-lato merebak di Indonesia. Dampak mainan yang tengah viral ini diduga menyebabkan mata seorang bocah berinisial AN (8) di Kubu Raya, Kalimantan Barat dijahit karena terkena serpihan pecahan bola lato-lato di bagian mata saat bermain.
Komisioner Komisi Perindungan Anak Indonesia (KPAI) Aris Adi Leksono angkat bicara soal kejadian lato-lato kena mata. Menurutnya, kejadian kecelakaan saat bermain lato-lato bisa saja terjadi. Namun, dalam hal ini pengawasan lebih penting daripada mengeluarkan larangan.
“Kejadian semacam itu bersifat kasuistik. Sekolah maupun orang tua harus bisa mengawasi dan memberikan pemahaman kepada anak-anaknya untuk lebih hati-hati, bukan melarangnya,” kata Aris, kepada NU Online, Selasa (10/1/2023).
Menurutnya, tren lato-lato yang tengah ramai digandrungi masyarakat, apalagi anak-anak perlu mendapatkan dukungan. Sebab, memiliki sisi positif untuk perkembangan anak.
"Sisi positifnya itu bisa melatih ketangkasan fisik anak, kepercayaan diri, melatih sosialisasi, dan sebagainya. Tapi tetap harus dalam pengawasan orang tua atau pendidik di sekolah,” ucapnya.
"Artinya, permainan ini positif jika diawasi oleh orang dewasa,” sambungnya.
Aris juga menyebut lato-lato melahirkan potensi kebangkitan permainan tradisional di tengah maraknya electronic sports games (esports games), digital game atau online game. Di tengah maraknya esports game lato-lato ibarat hujan di musim kemarau.
“Lato-lato bisa sebagai alternatif pengalih bagi anak yang kecanduan main game online,” tuturnya.
Terkait kasus AN yang matanya terkena pecahan lato-lato, saat ini kondisinya telah dinyatakan berangsur-angsur membaik. Meski demikian, penglihatan mata sebelah kanannya masih terganggu akibat insiden lato-lato itu.
Seperti diketahui, usai bermain dari rumah temannya, AN pulang dengan luka di bagian mata setelah terkena serpihan bola lato-lato. Hal tersebut mengakibatkannya harus menjalani operasi mata lantaran terluka di bola matanya.
"Jadi ada perlukaan di bola matanya sehingga harus dioperasi dan dijahit tiga jahitan," kata Kadis Kesehatan Kubu Raya Marijan dikutip dari laman Detik.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Muhammad Faizin