Nasional

Wapres Kiai Ma'ruf Ajak Bangsa Indonesia Lindungi Alam

Jumat, 30 April 2021 | 02:00 WIB

Wapres Kiai Ma'ruf Ajak Bangsa Indonesia Lindungi Alam

Wapres RI KH Ma’ruf Amin berpidato dalam Peringatan Nuzulul Qur’an tingkat kenegaraan 1442 H. (Foto: YouTube Kementerian Agama RI)

Jakarta, NU Online
Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI), KH Ma’ruf Amin, menilai pemanfaatan sumber daya alam yang tidak terkontrol akan merusak ekosistem dan keseimbangan alam. Karena itu, ia mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk melindungi ekosistem dan keseimbangan alam.


“Apabila hal itu terjadi secara terus-menerus, dalam jangka panjang akan memicu terjadinya perubahan iklim (climate change) yang dampaknya akan segera dirasakan oleh umat manusia,” tutur Wapres secara virtual dalam Peringatan Nuzulul Qur’an tingkat kenegaraan, ditayangkan melalui Kanal YouTube Kementerian Agama RI, Kamis (29/4) malam. 


Allah SWT juga telah memberikan larangan dan peringatan kepada manusia untuk tidak merusak keberlangsungan ekosistem alam. Wapres menyampaikan larangan-Nya yang termaktub dalam QS Al-A’raf [7]: 56.


Baca juga: Menag: Berkah Al-Qur’an, Indonesia Diperhitungkan Warga Dunia


“Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik,” kata Wapres, memaknai ayat tersebut.


Lebih lanjut dikatakan, kerusakan ekosistem dan keseimbangan alam terganggu itu terjadi karena ulah manusia yang mengeksplorasi alam tanpa batas. Karena itu, jika manusia ingin mengambil manfaat dari alam dengan melakukan eksplorasi maka harus memperhatikan dampaknya, yakni kerusakan alam yang akan merugikan manusia itu sendiri. 


Wapres menyampaikan QS Ar-Rum [30]: 41 yang menyebutkan bahwa kerusakan yang terjadi di darat dan laut, disebabkan oleh perbuatan tangan manusia.


“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar),” terang Kiai Ma’ruf.

 

Baca juga: Wapres Kiai Ma’ruf Ingatkan Bahaya Eksploitasi Alam


Wapres menjelaskan, Al-Qur’an telah memberi petunjuk kepada manusia untuk bisa hidup bahagia di bumi dan berinteraksi dengan alam secara baik. Petunjuk itu terdapat dalam QS Al-Baqarah [2]: 36 yakni: Wa lakum fil-ardhi mustaqarrun wa mata’un ilaa hiin (bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan).


Allah juga telah menciptakan alam secara sempurna, lengkap dengan ekosistem dan keseimbangan yang saling berkaitan satu sama lain. Semua diikat oleh Allah dalam sebuah hukum kausalitas (sebab-akibat) yang dikenal sebagai hukum alam. Sebagaimana firman Allah dalam QS Adz-Dzariyat [51]: 49 bahwa segala sesuatu telah diciptakan secara berpasang-pasangan yang bertujuan agar manusia mengingat kebesaran-Nya.


Salah satu hukum kausalitas itu adalah jika manusia terus-menerus melakukan pemanfaat sumber daya alam dengan tanpa batas maka yang akan terjadi adalah kerusakan yang terjadi pada ekosistem dan keseimbangan alam.


“Manusia diperbolehkan untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan syarat tetap memperhatikan kelestarian ekosistem dan keseimbangan alam,” tandas Mustasyar PBNU ini. 


Menjaga keragaman
Selain amanat tentang pentingnya memelihara ekosistem dan keberlangsungan alam yang disampaikan Wapres, pada kesempatan Nuzulul Qur’an itu disampaikan pula tentang pentingnya menjaga keragaman yang ada di Indonesia yang disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) RI H Yaqut Cholil Qoumas. 


Menag menyatakan, Al-Qur’an telah menegaskan dirinya sebagai petunjuk bagi manusia. Nabi Muhammad SAW juga menegaskan bahwa siapa pun yang ingin hidup bahagia dan tidak tersesat, maka Al-Qur’an harus menjadi pedoman hidup. 
 

Salah satu petunjuk dan pedoman yang terdapat dalam Al-Qur’an untuk seorang Muslim adalah soal menyikapi keragaman sebagai sunnatullah. Menag kemudian menyampaikan QS Al-Hujurat [49]: 13.


Lebih lanjut, Menag menjelaskan bahwa keragaman merupakan keniscayaan dalam berbangsa dan bermasyarakat. Sebab, di dalamnya terdapat perbedaan suku bangsa, agama, ras, budaya, dan gender.


“Indonesia satu di antara bangsa yang dianugerahi keragaman, dari Sabang sampai Merauke berjajar ragam budaya yang menyajikan keindahan harmoni Indonesia,” tutur Ketua Umum GP Ansor ini. 


Menurutnya, salah satu tips untuk merawat keragaman adalah dialog dan kerja sama dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan, toleransi, serta saling menghormati satu sama lain. Dalam merawat harmoni keragaman ini, Menag menjelaskan konsep Tri Ukhuwah yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia). 


“Selain ukhuwah Islamiyah sebagai spirit persaudaraan sesama Muslim, ukhuwah wathaniyah hadir sebagai sikap merasa bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu. Ukhuwah basyariyah merupakan cerminan aplikasi keislaman dan kebangsaan,” jelas Menag.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori