Kiai Ghazalie Masroeri Merawat Anak Cucu NU dengan Almanak
Rabu, 19 Februari 2020 | 10:21 WIB
Khairu Razi, salah seorang staf di Lembaga Falakiyah PBNU, menjadi saksi rutin tiap tahun dan mengerjakan tugas Kiai Ghazalie terkait distribusi almanah untuk tokoh NU itu.
Menurut Razi, Kiai Ghazalie melakukan hal itu demi merawat hubungan baik antara pengurus NU di struktural dengan para tokoh NU. Jika sang tokoh itu tidak ada, dan anak cucunya sudah tidak menjadi pengurus, paling tidak almanak itu sebagai sebentuk sapaan, pengingat bahwa dia adalah anak cucu NU.
“Tokoh-tokoh ini sudah dapat apa belum? Kader rukyat sudah dapat apa belum? Keluarga Kiai Ahmad Shiddiq sudah apa belum?” kata Razi menirukan pertanyaan tahunan Kiai Ghazalie.
Menurut Razi, Kiai Ghazalie memang berusia panjang. Pada saat wafatnya pada Rabu 2 Februari ini, ia berusia 81 tahun sehingga dia mengetahui dan kenal dengan tokoh NU lintas generasi.
Salah seorang sahabat dekat Kiai Ghazalie, KH Nuril Huda, sangat terkesan dengan apa yang dilakukannya, meski itu hanya sekadar almanak.
“Saya setiap awal tahun pasti dikirim almanak Lembaga Falakaiyah PBNU. Tahun ini saya diberi tiga,” ungkap Ketua Lembaga Dakwah PBNU semasa KH Hasyim Muzadi ketika dihubungi NU Online Rabu, (19/2).
Menurut Kiai Nuril, sahabatnya itu sejak muda memiliki daya juang, pendirian, dan idealisme yang tinggi dan hal itu dibawanya sampai tua.
KH Ghazali Masroeri lahir di Purwodadi, Jawa Tengah, 21 April 1939. Ayah dari 8 orang anak menjadi Ketua Lembaga Falakiyah PBNU sejak sahabatnya KH Irfan Zidny wafat, yakni 2004 hingga saat ini.
Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Alhafiz Kurniawan