Obituari

Teladan Didi Kempot dalam Dunia Filantropi

Rabu, 6 Mei 2020 | 14:00 WIB

Teladan Didi Kempot dalam Dunia Filantropi

Didi Kempot saat didaulat sebagai duta pencak silat NU Pagar Nusa (Foto: pagarnusa.online)

Indonesia kembali kehilangan musisi terbaiknya. Belum genap satu bulan, setelah Glenn Fredly yang meninggal pada 8 April 2020, kabar duka kemudian datang pada Selasa pagi, 5 Mei 2020: telah kembali kehadirat-Nya seorang seniman, musisi, maestro campursari asal Ngawi, Dionisius Prasteyo atau Didi Prasetyo, dengan nama populer Didi Kempot—nama ‘Kempot’ sendiri merupakan akronim dari Kelompok Pengamen Trotoar, saat Didi memulai kariernya sebagai musisi jalanan di Surakarta sekira tahun 80’an.
Almarhum mengembuskan napas terakhirnya di RS Kasih Ibu, Solo, pada usia 53 tahun. 

Banyak kesaksian, obituari singkat dari para tokoh tentang kebaikan, keramahan, kebersahajaan, dedikasi dan loyalitas Almarhum dalam dunia seni. 

Bapak Presiden RI, Joko Widodo, menyampaikan duka mendalam atas kepergian Didi Kempot, melalui akun Instagram resminya. Berikut petikannya:

“Pagi ini saya dengar Mas Didi Kempot telah berpulang. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Duka cita saya yang dalam kepada segenap keluarga besar Mas Didi Kempot, kepada para insan musik Indonesia, juga kepada seluruh sobat ambyar di mana pun berada,” tulis Jokowi.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, menyatakan bahwa Didi Kempot adalah artis yang sangat lekat dengan masyarakat, yang dapat mempersatukan masyarakat untuk kebaikan.

“Selamat jalan Mas Didi Kempot. Sugeng tindak, Mas. Atiku ambyar tenan, Mas,” ucap Menlu.

Selain sebagai pribadi yang dekat dengan masyarakat, Didi Kempot juga dikenal sebagai seniman yang religius, ramah, santun dan tawadhu kepada para kiai. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj, di kediamannya di Jakarta Selatan.

“Atas nama keluarga besar Nahdlatul Ulama di manapun berada, mengucapkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya seorang seniman yang terkenal, seniman yang religius, seniman yang Ahlussunnah wal Jama’ah. (Didi Kempot) Ramah, santun, tidak ada sedikit pun tanda-tanda kesombongan, dan tawadhu, apalagi dengan kiai dan ulama,” kata Kiai Said.

“Beliau orang baik, orang sholeh, orang yang taat beragama. Semoga beliau husnul khatimah, diterima di sisi Allah Swt Yang Maha Kuasa,” sambung Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan tersebut.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyebut bahwa Almarhum adalah orang yang sangat beredikasi, sosok yang memiliki loyalitas pada dunia seni.

Perlu kita ketahui, selain sebagai seorang seniman Campursari, Lord Didi juga memiliki perhatian tinggi terhadap dunia filantropi, melalui konser amal yang digelar untuk membantu masyarakat terdampak bencana.

Sebelum meriah Konser Amal dari Rumah yang diselenggarakan Kompas TV, Lord Didi juga sempat mengisi konser amal untuk korban banjir Jakarta pada 6 Januari 2020, yang digelar oleh Pencak Silat NU Pagar Nusa, di TMII.

Pada kegiatan itu, Didi Kempot bersama sobat ambyar, para jawara pencak silat dan NU Care-LAZISNU menghimpun donasi untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan provinsi Banten pada awal tahun 2020.

Termutakhir, pria yang dinobatkan sebagai The Godfather of Broken Heart oleh sadboys dan sadgirls itu, kembali mengisi konser amal pada 11 April 2020 di Kompas TV. Pada konser yang dipandu Rosiana Silalahi itu, Lord Didi bareng sobat ambyar bernyanyi, dan menghimpun donasi sebesar Rp 7,6 miliar.

Konser Amal dari Rumah itu dimaksudkan untuk mengumpulkan dana guna membantu masyarakat yang terkena dampak bencana non-alam, wabah virus Corona.

Selanjutnya, donasi yang berhasil dihimpun tersebut kemudian disalurkan melalui beberapa lembaga dan komunitas sosial antara lain NU Care-LAZISNU, LAZISMU, dan Jaringan Linta Iman untuk Covid-19 (JIC), dan komunitas Sobat Ambyar untuk diserahkan kepada masyarakat terdampak pandemi Covid-19.

Alhamdulillah, demikianlah, kita tahu betul bahwa Almarhum Didi Prasteyo adalah orang baik, seniman sejati, pribadi dengan kesalehan sosial yang tinggi. Kita tahu, kesalehan Almarhum, amal jariyah Lord Didi akan abadi, mengalir seperti alunan melodi “Tanjung Mas Ninggal Janji”, “Terminal Tirtonadi”, “Suket Teki”, dan lagu-lagu lain tentang cinta dan patah hati.

Semoga kesejatian, dedikasi, dan budi baik Lord Didi dapat menjadi teladan bagi para musisi, sobat ambyar dan kita semua, baik dalam bermusik, menggemari seni, dan  berfilantropi. Karena sejatinya musik, seni, dan filantropi adalah bahasa semua penduduk bumi untuk mengukuhkan manusia kita; memanusiakan manusia.

Sugeng tindak Pakdhe Didi. Salam ambyar…

Kontributor: Wahyu Noerhadi
Editor: Abdullah Alawi