Opini

Doa dan Ikhtiar NU untuk Palu-Donggala

Sabtu, 6 Oktober 2018 | 02:10 WIB

Oleh Ahmad Rozali

Ada yang berbeda dengan Shalat Jumat di Masjid An-Nahdlah di Gedung PBNU pada Jumat (5/10). Kali ini Jumatan dibarengi dengan bacaan Qunut Nazilah, pelaksanaan Shalat Ghaib dan doa bersama yang ditujukan medoakan korban bencana gempa bumi di Donggala dan Palu Sulawesi Tengah.

Ketiga amalan itu memang biasa diamalkan ketika umat Islam menghadapi persoalan besar berupa bencana alam, bencana sosial dan keadaan buruk lainnya yang berdampak pada masyarakat luas. Pada kejadian-kejadian bencana lain doa semacam ini juga kerap diamalkan, sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT untuk meringankan beban korban dan mengampuni korban meninggal.

Upaya meringkankan beban dengan mendoakan seperti yang dilakukan di PBNU ini melanjutkan titah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Sejak disampaikan beberapa waktu lalu, ia langsung disambut oleh kantong-kantong Nahdliyin seperti pesantren-pesantren, langgar-langgar, sekolah-sekolah dan organisasi-organisasi di bawah NU di berbagai penjuru negeri. Selain mendoakan, Kiai Said juga memerintahkan pengurus PBNU terkait untuk terjun ke lokasi gempa. Imbaun kiai Said juga menyasar kaum nahdliyin agar berpartisipasi mengulurkan bantuan pada korban.

Artinya, selain melakukan pendekatan spiritual dengan doa dan amalan seperti Qunut Nazilah, Shalat Ghaib dan doa bersama PBNU melakukan pendekatan penanganan bencana yang sistematis yang dikomandani Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU). Bersama LPBI NU terdapat sejumlah lembaga yang bahu-membahu melakukan aktivitas penanggulangan sesuai bidangnya, misalnya LAZISNU yang melakukan pengumpulan dana dan bantuan lain, Lembaga Pendidikan Maarif yang memusatkan diri pada pendidikan, serta lembaga dan badan otonom lain.

Dalam penangan bencana ini, Tim Peduli Bencana NU telah terjun sejak Sabtu (29/9), sehari setelah kejadian dengan tujuan untuk memberikan bantuan penanganan darurat sesegera mungkin. PBNU mengirimkan Tim NU Peduli khusus berkemampuan asesmen dan SAR. Tim ini bertugas, di antaranya menghasilkan identifikasi kebutuhan awal yang harus disediakan di lapangan. Benar, setelah beberapa hari PBNU mengirimkan tenaga medis yang membawa serta obat-obatan pada Rabu (3/10).

Penggalangan dana juga dilakukan oleh LAZISNU melalui crowd-funding dengan bekerja bersama platform kitabisa.com. Beberapa hari setelah diluncurkan, uang yang terkumpul berjumlah 10 jutaan dari target total 5 miliar rupiah yang diharapkan. Angka 5 miliar sangat mungkin tercapai, sebab jika berkaca pada penggalangan dana saat gempa bumi di Lombok sebelumnya, dana yang terkumpul lebih dari 8 miliar rupiah.

Sebagai sebuah organisasi Nahdlatul Ulama yang memiliki puluhan juta anggota, NU hampir tidak pernah absen untuk menolong saudara yang terjebak dalam kesusahan atau musibah. Di saat sejumlah kelompok memelintir dengan jahat bencana dengan mengaitkannya terhadap politik dan kepentingan tertentu, NU tetap berdiri pada nilai kemanusiaan. Hal ini dikarenakan NU mampu menempatkan bagaimana cara berhubungan dengan manusia (hablum minannas), berhubungan dengan Allah (hablum minallah) dan memperlakukan alam (Hablum minal alam)


Penulis adalah Redaktur NU Online


Terkait